Kisah Sukses Dua Mitra Grab yang Sempat Terpuruk
Hide Ads

Kisah Sukses Dua Mitra Grab yang Sempat Terpuruk

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Minggu, 30 Mei 2021 19:15 WIB
Ilustrasi Grab
Ilustrasi Grab. Foto: Rifkianto Nugroho

Benedi adalah mitra pengemudi andalan yang secara konsisten menerobos rintangan untuk memastikan keluarganya memiliki kehidupan yang lebih baik setiap hari. Sebagai mantan kuli bangunan, Pak Benedi tadinya bergantung pada lokasi kontrak dan tidak memiliki keleluasaan untuk memutuskan pekerjaan mana yang akan diambilnya.

Kadang-kadang dia perlu bepergian ke kota lain, bahkan ke luar pulau hanya untuk membangun atap galvalum atau bangunan komersial selama berbulan-bulan. Dia harus mempertahankan pekerjaan yang penuh risiko ini tanpa adanya jaminan asuransi dan juga harus terpisah jauh dari keluarga, hanya untuk menopang mata pencahariannya.

Berawal sebagai seorang kuli bangunan yang tidak bisa mengemudi, apalagi memiliki kendaraan atau menggunakan platform digital, Benedi kini bisa mengatur langkahnya sendiri, memiliki ketenangan pikiran dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya, sambil bekerja sebagai mitra pengemudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, saya tidak tahu cara mengemudi dan tidak memiliki mobil. Saya belajar dan akhirnya bisa mendapatkan SIM dalam waktu dua minggu setelah belajar. Saya juga sangat bersyukur keluarga saya mendukung dengan memberikan uang muka untuk mobil tersebut. Sekarang sebagai mitra pengemudi Grab, saya dapat menetapkan target kerja saya sendiri, dan saya sangat bersyukur karena ada juga asuransi yang melindungi saya saat bekerja. Selain itu, saat ini saya punya lebih banyak waktu dengan keluarga saya," kata Benedi.

Motivasi Benedi untuk menjadi mitra pengemudi berprestasi juga membuatnya dianugerahi sebagai Raja Gacor Nasional dan memenangkan hadiah Umroh dari Grab. Tidak hanya mampu menopang status ekonomi keluarganya, Pak Benedi juga bersyukur karena keluarganya berada dekat dengannya di kota yang sama dan ia merasa senang dapat membawa kebahagiaan lebih bagi keluarga, terutama istrinya saat mereka pergi umroh bersama.

ADVERTISEMENT

Sebelum bergabung dengan Grab, Joni Sius Tse telah menjadi buruh pabrik sejak 1997. Ia berencana merantau ke sebuah kota kecil di Jawa Timur bernama Lamongan karena relokasi pabriknya namun sayangnya, hal itu tidak memungkinkan adanya kemajuan finansial bagi keluarganya karena ia akan menerima upah minimum yang lebih rendah di sana.

Melihat keadaan tersebut, Joni memutuskan untuk memikirkan kembali keputusannya bekerja untuk pabrik tersebut. Dia mencari pekerjaan sampingan lain sebagai mitra pengemudi GrabBike dan kemudian meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja pabrik secara permanen.

Joni tidak menyangka bahwa sebagai mitra pengemudi, ia akan memiliki lingkungan kerja yang mendukung. Namun, tidak hanya kini ia menjadi bagian dari komunitas pengemudi Grab yang kompak dan selalu bersedia membantunya di masa-masa sulit. Ia juga mendapatkan manfaat dari jaminan kesehatan (BPJS dan Mandiri InHealth) yang sebelumnya tidak didapatkan sebagai pekerja pabrik.

"Suatu hari saya menghadapi kendala saat menyelesaikan pesanan. Karena saya tidak terbiasa dengan platform tersebut, saya bertanya kepada teman-teman saya di komunitas pengemudi. Semuanya sangat membantu dalam mengajari saya cara menyelesaikan pesanan dan menavigasi titik pemesanan di bulan pertama saya," kenang Joni.

Atas kerja kerasnya, Joni juga mendapatkan penghargaan Juara Cepat di Operasi Cepat Juara Kota berkat tingkat produktivitasnya yang tinggi.

"Fitur pengingat dalam aplikasi Grab juga membantu saya untuk mengatur waktu dan kesehatan saya sehingga tenaga saya tidak akan terkuras di tengah perjalanan. Platform ini juga memiliki fitur keselamatan seperti membagikan posisi perjalanan dan tombol darurat yang benar-benar memberi saya ketenangan," katanya dalam keterangan yang diterima detikINET.

Semangat kewirausahaan Joni juga membawanya ke dalam kondisi ekonomi yang lebih stabil karena sekarang penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah anak-anaknya. Sebelumnya sebagai buruh pabrik, penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya termasuk pendidikan anak-anaknya, namun kini dengan arus pendapatan yang lebih stabil, Joni selalu membayar uang sekolah anak-anaknya tepat waktu.



Simak Video "Video: Grab Bantah Potong Komisi Mitra Lebih dari 20 Persen"
[Gambas:Video 20detik]