Mengejutkan, Elon Musk Ngaku Punya Sindrom Asperger
Hide Ads

Mengejutkan, Elon Musk Ngaku Punya Sindrom Asperger

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 10 Mei 2021 06:46 WIB
Elon Musk founder, CEO, and chief engineer/designer of SpaceX speaks during a news conference after a Falcon 9 SpaceX rocket test flight to demonstrate the capsules emergency escape system at the Kennedy Space Center in Cape Canaveral, Fla., Sunday, Jan. 19, 2020. (AP Photo/John Raoux)
Elon Musk. Foto: AP
Jakarta -

Elon Musk menjadi presenter dalam acara televisi terkenal di Amerika Serikat, Saturday Night Live. Di situ ia membeberkan bahwa dirinya punya sindrom Asperger.

Pria berusia 49 tahun ini mengatakan pada pemirsa bahwa dia merupakan orang pertama dengan Asperger yang jadi host Saturday Night Live. Pernyataannya itu langsung mendapat sambutan meriah. Sepertinya ini adalah pertama kalinya dia berbicara tentang kondisinya itu.

"Aku tidak selalu punya banyak intonasi atau variasi dalam bagaimana aku berbicara. Aku sesungguhnya membuat sejarah malam ini sebagai prang pertama dengan Asperger yang menjadi host SNL," cetus Musk yang dikutip detikINET dari BBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang yang punya Asperger menginterpretasi lingkungan di sekitarnya berbeda dengan orang biasa. Di sisi lain, Musk juga membahas kegemarannya melontarkan topik kontroversial di Twitter.

"Aku tahu terkadang mengatakan atau posting hal-hal aneh, tapi memang seperti itulah otakku bekerja," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Bagi siapapun yang tersinggung, aku hanya ingin bilang aku menciptakan kembali kendaraan listrik dan aku akan mengirimkan orang ke Mars dengan kapal roket. Apakah kamu mengira aku akan jadi orang yang normal dan santai?" ujar Elon Musk.

Mengenai Asperger, dulu sebelum dimasukkan ke dalam buku pedoman psikiater dunia Diagnostic and Statistical Manual 5 atau DSM-5 pada 2013, sindrom ini masih dianggap kondisi yang terpisah dari autisme atau gangguan kesehatan mental.

Namun kini sindrom Asperger masuk dalam Autism Spectrum Disorder (ASD) atau spektrum autisme, di mana menjadikannya salah satu gangguan mental. Yang berarti, apapun perilaku yang mencerminkan sindrom ini akan disebut juga sebagai dan disebabkan oleh autisme

Asperger kadang disebut juga sebagai 'High Functioning Autism' karena perilaku mereka tidak separah itu atau masih dapat dipahami layaknya orang tanpa autisme. Akan tetapi, tetap saja kasusnya akan menjadi bagian dari kondisi tersebut. Begitulah yang dialami Elon Musk sesuai pengakuannya.




(fyk/afr)