Kapal Kandas di Terusan Suez Dianggap Kutukan Firaun
Hide Ads

Kapal Kandas di Terusan Suez Dianggap Kutukan Firaun

Tim - detikInet
Selasa, 30 Mar 2021 12:00 WIB
This satellite image from Maxar Technologies shows the cargo ship MV Ever Given stuck in the Suez Canal near Suez, Egypt, Friday, March 26, 2021. A maritime traffic jam grew to more than 200 vessels Friday outside the Suez Canal and some vessels began changing course as dredgers worked frantically to free a giant container ship that is stuck sideways in the waterway and disrupting global shipping. (Β©Maxar Technologies via AP)
Kapal Ever Given terdampar di Terusan Suez. Foto: Maxar Technologies via AP
Jakarta -

Berbagai insiden yang melanda Mesir belakangan ini dikait-kaitkan dengan kutukan Firaun. Pasalnya, waktu kejadian bertepatan dengan pemindahan 22 mumi dari museum di Mesir.

Dikutip detikINET dari Daily Mail, otoritas Mesir berencana memindahkan mumi tersebut dari Egyptian Museum di Tahrir Square ke National Museum of Egyptian Civilization di Fustat pada 3 April. Termasuk di antaranya adalah mumi King Ramses II dan Queen Ahmose Nefertari.

Setelahnya, terjadi kecelakaan beruntun. Termasuk terdamparnya kapal raksasa Ever Given di Terusan Suez yang sangat merugikan ekonomi dunia, kecelakaan kereta api di Sohag dan runtuhnya bangunan di berbagai wilayah Mesir, termasuk bangunan 10 lantai kolaps di jembatan Suez.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netizen pun ada yang menuding ada keterkaitan antara hal itu, walau tentu hal ini adalah tahayul. Disebutkan ada kutukan Firaun yang berbunyi 'Kematian akan datang dengan cepat bagi mereka yang mengganggu ketenangan raja." Disinggung pula kematian yang terjadi saat proses penggaliannya di masa silam.

Netizen kutukan firaunNetizen bahas kutukan Firaun. Foto: dok. Twitter

Pakar arkeologi kemudian menanggapinya dengan mengatakan tidak ada satupun mumi kuno itu yang rusak dalam eskavasi dan munculnya kejadian tragis semata adalah kebetulan.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada hal-hal seperti itu, kutukan Firaun," kata pakar Mesir, Zahi Hawass ketika berbicara di televisi. Kalaupun dulu ada arkeolog yang meninggal saat eskavasi, penyebabnya adalah penyakit dari kuman yang berasal dari area penggalian.

Peti mati memang bisa membocorkan ammonia yang menyakitkan bagi mata dan hidung, pneumonia bahkan kematian. Kotoran kelelawar yang kadang ada juga bisa menyebabkan sakit pernapasan. Jadi tidak berhubungan dengan kutukan Firaun.

Penggalian mumi firaun Tutankhamun pada tahun 1922 dilaporkan menyebabkan 20 orang yang bekerja di situs penggalian meninggal dunia karena satu dan lain hal. Penemu pertamanya, Howard Crater dari Inggris, meninggal karena gigitan nyamuk dan tanpa sengaja mencukur gigitan itu sehingga terjadi keracunan darah.




(fyk/fay)