Bill Gates Sebut Bitcoin Berbahaya, Lebih Suka Investasi di Vaksin
Hide Ads

Bill Gates Sebut Bitcoin Berbahaya, Lebih Suka Investasi di Vaksin

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 15 Mar 2021 16:12 WIB
NEW YORK, NY - SEPTEMBER 27:  Bill Gates attends the Plenary Session: Investing in Prevention and Resilient Health Systems during the second day of the 2015 Clinton Global Initiatives Annual Meeting at the Sheraton New York Hotel & Towers on September 27, 2015 in New York City.  (Photo by JP Yim/Getty Images)
Bill Gates menyebut Bitcoin tidak ramah lingkungan dan lebih tertarik investasi di produksi vaksin. Foto: Getty Images
Jakarta -

Bill Gates sedang gencarnya-gencarnya mengingatkan dunia tentang bahaya perubahan iklim. Setelah bicara soal anjuran memakan daging sintetis, kini ia memberikan komentarnya soal Bitcoin.

Gates, salah satu pendiri Microsoft dan ketua dana investasi Breakthrough Energy Ventures, baru-baru ini mengatakan dalam sesi Clubhouse yang disiarkan langsung bahwa Bitcoin menghabiskan banyak energi yang mengkhawatirkan.

"Bitcoin menggunakan lebih banyak listrik per transaksi daripada metode lain yang dikenal umat manusia, jadi ini bukan hal yang baik untuk masalah iklim," kata Gates kepada Andrew Ross Sorkin dari CNBC, Senin (15/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan yang sama, suami dari Melinda Gates ini mengaku lebih senang tertarik berinvestasi dengan produksi yang bermanfaat bagi umat seperti pada vaksin malaria dan vaksin campak.

Mengutip Forbes, Alex de Vries, seorang ilmuwan data di Bank Sentral Belanda senada dengan Bill Gates. Ia memperkirakan bahwa setiap transaksi bitcoin membutuhkan rata-rata 300 kg karbon dioksida (CO2) - setara dengan jejak karbon yang dihasilkan oleh sekitar 750.000 gesekan Visa.

ADVERTISEMENT

Itu karena hampir semua cryptocurrency, termasuk Bitcoin, mendokumentasikan setiap transaksi pada apa yang disebut buku besar publik, yang membantu memastikan transaksi transparan dan aman dari gangguan. Namun perlu diketahui, ini terus menerus membutuhkan ruang penyimpanan tambahan atau 'blok'.

Blok dibuat oleh penambang, yang diberikan Bitcoin, sebagai hadiah setelah berkerja keras menjalankan kode sepanjang waktu pada perangkat keras khusus yang disebut rig, sebuah proses yang mengkonsumsi jumlah energi yang sama setiap tahun (sekitar 78,5 terawatt-jam).

Yang memperparah masalah, jaringan mining sebagian besar berbasis di China, yang sumbernya sebagian besar dari bahan bakar fosil seperti batu bara. Karena cryptocurrency menjadi lebih populer, konsumsi energinya telah melonjak 10 kali lipat sejak 2017.

Sekarang, tahukah kamu bahwa ternyata transaksi satu Bitcoin menggunakan sekitar 707,6 kilowatt-jam energi listrik - setara dengan daya yang dikonsumsi oleh rata-rata rumah tangga Amerika Serikat selama 24 hari, menurut Digiconomist. Setiap tahun, Bitcoin mengkonsumsi lebih banyak energi daripada hampir semua negara di dunia (kecuali 38 negara), sejalan dengan negara-negara seperti Finlandia, Chili dan Austria.




(ask/fay)