Pasca Drama Netizen Indonesia Merusuh Microsoft
Hide Ads

Kelakuan Netizen

Pasca Drama Netizen Indonesia Merusuh Microsoft

Tim - detikInet
Sabtu, 13 Mar 2021 17:29 WIB
Instagram Microsoft
Instagram Microsoft sempat ditutup komentarnya. Foto: Instagram
Jakarta -

Riset dari Microsoft baru-baru ini bertajuk 2020 Digital Civility Index (DCI), mengukur tingkat kesopanan warga beberapa negara termasuk Indonesia. Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti oleh Microsoft sehingga posisinya terbawah di Asia Tenggara. Gara-gara itu, Microsoft pun terkena serangan netizen.

Berada di posisi 1 global adalah Belanda. Sedangkan Indonesia menurun 8 poin dengan skor 76. Adapun Singapura menjadi negara paling sopan di kawasan ASEAN serta Asia dan nomor 4 di dunia, skornya 59.

Negara tetangga lain yang diteliti juga mendapat ranking lebih baik dari netizen Indonesia. Netizen Malaysia di peringkat 10 global dengan skor 63. Selanjutnya Thailand di peringkat 19 dengan skor 69. Negara terakhir yang diteliti di Asia Tenggara adalah Vietnam, skornya 71 di peringkat 24.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei digelar antara bulan April sampai Mei 2020, melibatkan 16 ribu responden yang terdiri dari kaum muda dan dewasa. Diberlakukan skor dari 0 sampai 100, di mana makin rendah skor berarti paparan risiko online makin rendah, sehingga tingkat kesopanan di internet negara itu disimpulkan makin tinggi.

Alasan Indonesia berada di peringkat bawah kesopanan adalah cukup tingginya netizen Tanah Air terpapar hal-hal negatif di internet atau konten negatif itu menjadi santapan sehari-hari di dunia maya. Hal negatif yang dinilai menggerus kesopanan itu menurut laporan DCI adalah hoax, ujaran kebencian, diskriminasi, dan bullying.

ADVERTISEMENT

Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoax dan penipuan yang naik 13%. Ujaran kebencian juga naik 5%, namun perilaku diskriminasi turun 2%.

Empat dari 10 responden menilai kesopanan menjadi lebih baik selama pandemi, tapi hampir 50% orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku menjadi target bullying. Terdapat satu peningkatan, yaitu skor untuk netizen yang merasa mengalami 'luka ekstrem' dari dunia maya turun 15 poin.

Nah, netizen Indonesia rupanya banyak yang tidak terima atas hasil survei itu. Bahkan akun resmi Microsoft di Instagram sempat melakukan sesuatu yang tidak biasa, menutup kolom komentar. Kuat dugaan hal itu adalah untuk mengantisipasi serbuan para netizen Indonesia.

Halaman selanjutnya: pasca serbuan netizen...

Sebelum ditutup, banyak postingan berbahasa Indonesia langsung muncul dan masih menyinggung soal riset Microsoft. "Hasil surveinya bikin gregetan," tulis sebuah komentar. "Maksud microsoft apa bilang apa warganet indo kurang sopan?" sebut yang lain.

"Para saudaraku dari Indonesia, Janganlah kita hujat, lebih baik kita introspeksi diri saja agar dinilai baik," tulis komentar yang lain, agar netizen tak lagi mengincar akun Microsoft.

Dipantau detikINET, Sabtu (13/3/2021) Instagram Microsoft sudah membuka kolom komentar seperti sebelumnya dan serangan netizen Indonesia sudah mereda.

Pengamat media sosial Enda Nasution beberapa waktu lalu menyebutkan, survei ini menjadi wake up call atau peringatan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online.

"Artinya kan ada sebuah ukuran. Selama ini nggak tahu how bad kita. Jadi kita tahu kita posisinya ada di mana, dan kita mau ngapain setelah melihat hasil survei ini," ujar Enda dalam wawancara beberapa waktu lalu.

Enda berharap ke depannya ada pergerakan yang positif untuk memperbaikinya. Kalaupun tidak setuju dengan hasil survei DCI Microsoft ini, menurutnya sudah sepatutnya kita bergerak dan memiliki studi serupa yang juga terukur.

"Bahkan kita bisa bandingin misalnya berdasarkan provinsi atau rentang usia. Jadi ketahuan mana kelompok masyarakat yang tidak santun. Kalau ketahuan kita bisa menarget langsung ke sana. Jadi ini bukan cuma wake up call tapi perlu di-follow up. Selain meningkatkan kesantunan, kita juga perlu punya metodologi yang terukur," jelasnya.