Aplikasi Streaming Liga Inggris Ini Ditumbangkan
Hide Ads

Aplikasi Streaming Liga Inggris Ini Ditumbangkan

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 12 Mar 2021 17:00 WIB
Manchester United players celebrate after scoring their second goal during the English Premier League soccer match between Manchester City and Manchester United at the Etihad Stadium in Manchester, England, Sunday, March 7, 2021. (Dave Thompson/Pool via AP)
Foto: AP/Dave Thompson
Jakarta -

Divisi anti pembajakan Liga Inggris dengan tegas menghabisi akses aplikasi streaming Mobdro. Ini tentunya menjadi kabar buruk bagi yang masih streaming sepakbola dengan menggunakan aplikasi streaming ilegal itu.

Liga Inggris bekerjasama dengan Alliance for Creativity and Entertainment (ACE), Motion Picture Association, hingga Kepolisian Spanyol dan Europol untuk membasmi aplikasi streaming ilegal.

Sebagaimana dikutip dari Independent, Jumat (12/3/2021), Mobdro dinyatakan tidak bisa diakses pengguna lagi untuk menonton pertandingan Liga Inggris ke depannya. Sebab, server dari aplikasi tersebut sudah dibekukan hingga tidak berfungsi lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perusahaan kriminal Mobdro adalah pencurian jangka panjang dan skala besar. Ini merupakan komitmen untuk melawan pembajakan, di mana pun lokasinya. Pelindungan hak cipta kami sangat penting bagi Liga Inggris dan mitra penyiaran kami, serta kesehatan sepakbola Inggris di masa depan," ujar Direktur Layanan Hukum Liga Inggris Kevin Plumb.

Aplikasi Mobdro menawarkan siaran langsung pertandingan sepakbola kepada pengguna dengan gratis. Meski banyak diburu untuk menikmati pertandingan si kulit bundar, Mobdro juga menyediakan tayangan musik, televisi dan film.

ADVERTISEMENT

Kendati begitu, sampai saat ini, aplikasi Mobdro tidak tersedia di Play Store maupun App Store, karena merupakan aplikasi ilegal. Selain itu juga, aplikasi ini juga rawan bagi yang mengunduhnya karena bisa saja mengandung malware.

Terlepas dari telah ditutupnya akses aplikasi Mobdro itu, pembajakan konten, baik Liga Inggris maupun tayangan lainnya, saat ini merajalela beredar di internet.

Bahkan, tak sedikit situs yang secara terang-terangan menawarkan live streaming secara cuma-cuma -padahal harusnya berbayar- di dunia maya, khusus media sosial.

"Kemitraan antara pembuat konten dan otoritas lokal sangat penting dalam melindungi kepentingan anggota kami di seluruh dunia," ucap CEO Motion Picture Assoaciation Charles Rivkin.

CEO Muso Andy Chatterley mengungkapkan salah satu yang mendorong adanya pembajakan konten, karena banyaknya platform streaming berbayar yang berbeda-beda, di mana itu memaksa pengguna berlangganan untuk meonton pertunjukan atau tayangan yang diinginkan.

Hal itulah yang membuat konsumen seolah 'putus asa' kemudian memilih jalur platform yang tidak berlisensi resmi.

"Mengharapkan konsumen menbayar hampir 100 Pound sterling sebulan untuk akses ke konten, mungkin jadi tantangan -begitu banyak yang tertutup dan eksklusif di begitu banyak platform berbayar yang berbeda, sehingga sulit bagi konsumen untuk berlangganan semua yang mereka inginkan," tuturnya.




(agt/fyk)