Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebutkan pentingnya untuk memberikan pendidikan tanggap bencana kepada anak-anak.
Hal ini diungkapkan di sela acara 'Digitalisasi Science Center sebagai Alternatif Praktik Sains di Era 4.0', Kamis (4/3/2021), yang diselenggarakan Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK). Saat itu Menristek mengatakan bahwa PP-IPTEK seharusnya juga memberikan edukasi lain selain ilmu sains dasar.
"PP-IPTEK diharapkan menemukan celah memanfaatkan kekayaan Indonesia. Edukasi itu dapat dilakukan dalam berbagai bidang contoh di bidang seni, misalnya dengan lomba yang dilakukan oleh PP-IPTEK. Perlu juga ada edukasi stunting, gizi dan pangan. Anak pun harus diedukasi agar mengerti dan siap menghadapi bencana," ujar Menristek Bambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendidikan itu termasuk bagaimana anak bisa menyikapi ketika dihadapkan suatu bencana dan belajar menanamkan empati. Menristek berharap pembelajaran itu lebih baik disajikan dengan tampilan visual.
Pembelajaran tanggap bencana sebenarnya sudah sangat umum dikenalkan di negara-negara tetangga. Jepang adalah salah satu negara dengan pemapar edukasi yang terbilang gencar terkait hal ini. Anak-anak di sana sudah terbiasa untuk mengikuti pelatihan tentang bagaimana menghadapi bencana gempa bumi atau tsunami yang beberapa kali melanda negeri mereka.
Indonesia merupakan negara yang luas, dari Sabang hingga Merauke. Karenanya, perlu sekali penanaman pendidikan tentang tanggap bencana khususnya bagi anak-anak di Indonesia.
Sejauh ini PP-IPTEK sudah melakukan perubahan dalam membagikan edukasi di masa pandemi. Meskipun wahana PP-IPTEK masih tetap ada secara fisik, kini pembelajaran bisa dilakukan secara online lewat program science center virtual. Diharapkan pembelajaran tanggap bencana ini juga bisa dimasukkan ke online.
Menristek Bambang memuji langkah yang dilakukan oleh PP-IPTEK dalam mengupayakan pembelajaran online. Menurutnya, ini adalah langkah yang tepat di tengah situasi pandemi yang membuat pertemuan langsung dan interaksi fisik dibatasi di luar rumah.
"Ini sejalan dengan program konektivitas digital 2021 yang sudah disepakati Presiden dan Kominfo Jumat minggu lalu. Konsep science center virtual ini mengikuti perubahan dan memberikan kemudahan terutama generasi muda untuk mengakses," pujinya.
Terakhir, Kemenristek mengaku akan memberi perhatian besar terhadap tumbuh kembang PP-IPTEK sehingga kiprah PP-IPTEK dapat dirasakan di seluruh Indonesia. Diharapkan, jaringan kemitraan seperti dari lembaga pendidikan dan teknologi dengan PP-IPTEK bisa terjalin semakin luas.
(ask/fay)