Kudeta militer Myanmar membuat rakyatnya dihadapkan pada masalah tambahan. Internet putus sambung sesuai kehendak aparat.
Aksi pihak militer menahan tokoh politik Aung San Suu Kyi, berujung pada aksi demonstrasi masyarakat. Mereka meminta Suu Kyi dibebaskan. Tentu hingar bingar ini memanfaatkan medsos dan internet.
Nah, setiap kali pihak militer Myanmar akan melakukan gerakan, ya saat itulah internet di Negeri Seribu Pagoda itu akan dimatikan. Seperti diberitakan The Guardian, Senin (15//2/2021) pemadaman internet terbaru adalah ketika pihak militer memperpanjang penahanan Suu Kyi selama 2 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Internet dimatikan selama 8 jam, meskipun itu tidak menghentikan rakyat untuk berunjuk rasa. Unjuk rasa di Kota Dawei memanfaatkan Facebook live untuk menyiarkan aksinya.
"Orang-orang berpawai di jalan dan mereka tidak peduli ditangkap atau ditembak. Kita tidak bisa berhenti sekarang. Ketakutan di pikiran kami sudah tidak ada," kata Nyein Moe (45) peserta aksi di Yangon.
Tuduhan untuk Suu Kyi juga agak konyol, pidana karena mengimpor 6 radio walkie talkie. Khin Maung Zaw, pengacara Suu Kyi menyerahkan kepada publik untuk menilai apakah proses peradilan Suu Kyi adil atau tidak.
Polisi dan tentara menghadapi demonstran di berbagai daerah di Myanmar. Facebook live selalu jadi andalan untuk menyiarkan aksi unjuk rasa. Mungkin itu sebabnya pihak junta militer memutus internet.
Yang terakhir, internet dimatikan dari Senin sekitar pukul 00.00 waktu setempat. Jaringan seluler juga mati dari pukul 01.00-09.00 pagi. Hal itu seiring dengan mobilisasi panser dan truk militer Myanmar.
Kelompok pemantau Netblocks melaporkan pemadaman ini adalah perintah negara untuk membuat seluruh wilayah Myanmar. Pemadaman internet juga terjadi di awal-awal kudeta terhadap Suu Kyi.
(fay/fyk)