CEO Telegram Pavel Durov memamerkan dua pemimpin negara terbaru yang mulai pakai channel Telegram. Dia juga merilis daftar lengkap presiden yang sudah menggunakan layanannya.
"Sejak postingan terakhir saya, masuknya pengguna baru ke Telegram secara besar-besaran terjadi semakin cepat. Kita mungkin menyaksikan migrasi digital terbesar dalam sejarah manusia," ujarnya seperti dikutip dari lewat channel Durov di Telegram, Jumat (15/1/2021).
"Mengikuti fenomena global ini, dua presiden memulai channel Telegram mereka: Presiden Brasil @jairbolsonarobrasil dan Presiden Turki @RTErdogan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Durov, Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan daftar kepala negara lainnya yang sudah lebih dulu hadir di Telegram, mereka adalah:
- Presiden Meksiko AndrΓ©s Manuel LΓ³pez Obrador @PresidenteAMLO
- Presiden Prancis Emmanuel Macron @emmanuelmacron
- Perdana Menteri Singapura Lee HsienLoong @leehsienloong
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky @V_Zelenskiy_official
- Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev @shmirziyoyev
- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen @iingtw
- Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed @AbiyAhmedAliofficial
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu @bnetanyahu.
"Kami merasa terhormat bahwa para pemimpin politik, serta banyak organisasi publik, mengandalkan Telegram untuk memerangi informasi yang salah dan menyebarkan kesadaran tentang masalah penting dalam masyarakat mereka," kata Durov.
Dia mengklaim bahwa Telegram tidak menggunakan algoritma nontransparan untuk memutuskan apakah pengguna akan melihat konten langganan mereka atau tidak seperti platform lain.
"Karenanya, saluran Telegram adalah satu-satunya cara langsung bagi para pemimpin opini untuk terhubung dengan audiens mereka. Dengan menghapus algoritma manipulatif yang identik dengan platform teknologi 2010-an, saluran Telegram memulihkan transparansi dan integritas komunikasi dari satu orang ke publik," tutupnya.
(rns/fay)