China Larang Investigasi Perusahaan Jack Ma Diberitakan
Hide Ads

China Larang Investigasi Perusahaan Jack Ma Diberitakan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 08 Jan 2021 21:41 WIB
Jack Ma
Jack Ma. Foto: Reuters
Jakarta -

Pemerintah China dikabarkan memerintahkan media domestik untuk tidak memberitakan proses investigasi pada perusahaan Jack Ma, Alibaba Group. Menurut laporan Financial Times, hal itu menandakan penyelidikan terhadap Alibaba dan anak usahanya, Ant Financial, telah menjadi urusan nasional yang sensitif.

Dikutip detikINET dari Strait Times, Jumat (8/1/2021) sumber terkait menyebutkan bahwa media dilarang melakukan analisis terhadap penyelidikan tersebut tanpa izin. Alibaba sendiri yang dominan sebagai toko online terbesar di China diselidiki pemerintah secara resmi terkait tudingan monopoli.

Jack Ma sendiri sudah tidak muncul di hadapan publik selama dua bulan semenjak mengkritik sistem finansial China. Menurut sumber, ia tidak ditahan melainkan bungkam dan diminta untuk tetap berada di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa blog online di China yang memuat spekulasi di mana Jack Ma berada kabarnya juga telah disensor. Beijing memang sudah sejak lama tidak segan menyensor informasi yang dianggap sensitif.

Dijegalnya Jack Ma dan perusahaannya telah menjadi perhatian luas, bukan saja di China tapi dunia. Maklum saja, Jack Ma merupakan sosok pebisnis flamboyan dan populer di mana-mana. Sayang, ia telah melakukan blunder.

ADVERTISEMENT

Pidato Jack Ma pada Oktober silam yang mengkritik sistem keuangan China adalah permulaan masalah yang menimpanya maupun dua perusahaannya, Ant Financial serta Alibaba. Pidato itu pun dinilai sebagai sebuah kebodohan.

Sebenarnya jika Jack Ma tidak berbicara seperti itu, IPO Ant Financial yang diprediksi memecahkan rekor kemungkinan akan berjalan mulus. Presiden China, Xi Jinping dan para pejabat ekonomi kabarnya tidak begitu memperhatikan IPO itu atau menganggapnya sebagai masalah.

"Terima kasih pada Ma sendiri, IPO itu jadi masuk dalam pantauan radar Xi Jinping," sebut seorang sumber Reuters yang menyindir Jack Ma.




(fyk/fay)