Twitter telah mengunci akun Presiden AS Donald Trump selama 12 jam setelah ngetweet yang memberikan dukungan pada aksi kekerasan di Gedung Capitol, Washington.
Twitter akan meminta Trump menghapus beberapa tweet yang berusaha mendelegitimasi hasil pemilihan presiden setelah para pendukungnya menyerbu gedung DPR AS pada Rabu petang (6/1/2021) waktu setempat.
Jika Trump tidak menghapus, akunnya akan tetap ditangguhkan tanpa batas waktu. Jika masih tetap melanggar kebijakan, akunnya bakal ditangguhkan secara permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berarti akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah penghapusan Tweet ini. Jika Tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci, " ujar Twitter.
Sebelumnya Twitter memblokir beberapa postingan Trump agar tidak dibagikan, dengan alasan "risiko kekerasan".
Ketika para pendukungnya berkumpul memprotes pengesahan hasil pemilu 3 November, Trump dalam tweet-nya menuduh Wakil Presiden Mike Pence kurang 'keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan'.
Dalam video yang dia bagikan di media sosial, Trump mendesak para pendukungnya untuk 'pulang'. Tetapi dia juga memberikan legitimasi pada kebohongan yang memicu upaya kerusuhan, menyebut pemilu tersebut 'dicuri' dan memberi tahu massa yang marah, 'kami cinta kamu'.
Kemudian pada hari Rabu, Trump kembali secara keliru mengklaim 'kemenangan pemilihan'-nya dan 'dengan kejam' dilucuti.
Selain Twitter, Facebook dan YouTube juga telah menghapus sebuah kiriman video dari akun Trump di mana dia memuji para pengunjuk rasa.
Baca juga: Twitter Kunci Akun Donald Trump |
Diberitakan sebelumnya demo pendukung Donald Trump saat kongres melakukan proses pengesahan kemenangan Joe Biden di Piplres AS berlangsung ricuh. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang rusuh di Gedung Capitol, Washington DC.
Dilansir Reuters, massa perusuh membalikkan barikade dan bentrok dengan polisi saat mencoba masuk ke dalam gedung Capitol AS. Berdar informasi bentrok itu menelan satu korban jiwa.
Aparat kepolisian setempat mendorong para perusuh keluar dari Gedung Capitol menggunakan granat kejut atau flashbang. Dilansir dari BBC, wartawan di dalam gedung melaporkan sejumlah anggota parlemen bertepuk tangan ketika otoritas keamanan Gedung Capitol menyampaikan insiden di halaman gedung parlemen AS tersebut. Bahkan, muncul teriakan "Kami ingin Trump" di koridor gedung. Selanjutnya seluruh anggota kongres dan senat diungsikan ke tempat khusus.
(afr/afr)