Sistem kerja 996 cukup membudaya di China, khususnya pada generasi lama dan di perusahaan teknologi. Sesuai namanya, karyawan bekerja dari pukul 9.00 pagi sampai pukul 21.00 malam selama 6 hari seminggu. Namun belakangan, para karyawan muda cukup banyak yang protes.
Dipicu oleh pandemi Corona yang berdampak pada ekonomi, 'pemberontakan' Gen Z pada sistem 996 marak mulai tahun kemarin. Sebagian dari mereka menolak kerja lembur, kerja standar saja, sering pergi ke toilet dalam waktu lama, atau main ponsel dan baca novel saat bekerja.
Dikutip detikINET dari South China Morning Post, Senin (4/1/2021) mereka menyebut kelakuan itu sebagai pemberontakan diam-diam pada sistem 996. Terlebih mereka mengaku kecewa terhadap jumlah gaji yang tidak cukup untuk mewujudkan mimpi besar seperti membeli rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melakukannya tiap hari dan senang saja. Kenapa bos saya cuma memberi 1 sen dan berharap saya memberikan 10 sen usaha dari saya?" tulis netizen di Weibo, media sosial besar di China.
Gerakan kritik sistem kerja 996 ini salah satunya dipelopori oleh netizen bernama Massage Bear. "Seberapa keras kalian bekerja tergantung pada seberapa banyak uang yang kalian terima," tulisnya.
"Sekali kalian kerja keras, kolega akan sial. Karena bos kalian tahu kalian bisa melakukan pekerjaan tiga orang. Maka pada akhirnya, gaji kalian takkan dinaikkan tapi bos akan terus meminta bekerja sekeras itu," tambahnya.
Jennifer Feng selaku chairman 51job.com menyatakan fenomena seperti itu cukup wajar. Sebabnya, pendapatan atau gaji makin tidak sesuai ekspektasi sehingga karyawan makin malas.
"Menurut penelitian kami, gaji yang ditawarkan perusahaan China naik 2% rata-rata di 2020, dengan separuh perusahaan tidak meningkatkan gaji," katanya, menambahkan kondisi itu kemungkinan akan bertahan sampai 3 tahun ke depan. Sistem kerja 996 pun jadi diprotes.