Kekayaan MacKenzie Scott luar biasa besar sebagai janda orang terkaya dunia, Jeff Bezos. Saat ini berada di kisaran USD 57 miliar atau lebih dari Rp 800 triliun. Pantaskah ia mendapatkan harta yang sedemikian besar?
Dalam kesepakatan perceraian yang rampung tahun 2019, MacKenzie mendapat bagian 25% dari kepemilikan saham bersama Amazon dengan Bezos. Persentasenya 4% dari seluruh saham Amazon dan MacKenzie pun langsung melejit hartanya, bahkan sempat jadi wanita terkaya sejagat.
MacKenzie Bezos dinilai sah dan pantas saja memperolehnya sebab tanpa andilnya, boleh jadi Bezos takkan sesukses saat ini. MacKenzie tak keberatan suaminya merintis Amazon dahulu, walau pekerjaan Bezos sudah sangat mapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"MacKenzie membantu suaminya memulai perusahaannya, dimulai dengan sepakat untuk meninggalkan kehidupan mereka dan pindah dari New York ke Seattle, di mana Amazon didirikan," sebut Louise Matsakis, kolumnis Wired yang dikutip detikINET.
Perusahaan teknologi terkenal biasanya hanya menyorot pendirinya. Padahal banyak orang lain yang berperan dalam kesuksesan mereka, beberapa di antaranya wanita.
"Kerajaan bisnis seperti Amazon dan Apple tidak diciptakan oleh seorang pria saja, mereka adalah produk perpaduan dari keberuntungan dan kontribusi dari tim termasuk dari pasangan sang pendiri," tandas Louise.
Pada saat Bezos ingin berbisnis, posisinya sudah mapan sebagai Vice President perusahaan investasi D.E Shaw. Tapi MacKenzie Scott tidak keberatan Bezos mengejar kemauannya. MacKenzie menyetir mobil sementara Bezos menulis ide-idenya.
"Mereka meninggalkan gaya hidup sangat nyaman dan karir sukses untuk pindah dan memulai sesuatu di internet. Satu-satunya alasan Bezos bisa melakukan bisnisnya adalah karena punya pasangan yang sungguh mendukung. Hal itu berisiko besar dan mereka berdua melakukannya bersama-sama," ujar Brad Stone, penulis The Everything Store: Jeff Bezos and the Age of Amazon.
Bezos juga mengakui peran besar istrinya. "Aku katakan pada istriku bahwa aku ingin keluar kerja dan melakukan hal gila ini yang mungkin takkan berhasil karena kebanyakan startup gagal dan aku tak tahu apa yang terjadi setelahnya. Istriku mengatakan aku harus melakukannya," kata Bezos dalam sebuah kesempatan.
Di pinggir Seattle, di garasi yang disewa Bezos sebagai kantor pertama Amazon, MacKenzie juga banyak berperan. Dia ikut mengurusi penjualan Amazon yang saat itu fokusnya pada buku. Dia juga menegosiasikan kontrak dengan pihak ketiga.
Ketika Amazon tumbuh besar, MacKenzie memang tidak lagi banyak campur tangan. Tapi dia terus mendukung suaminya dan tampil dalam berbagai event.
Memang sulit mengukur seberapa besar peran MacKenzie Scott dalam sejarah Amazon dan kesuksesannya. Akan tetapi bisa jadi, jika dia menolak mendukung Bezos dan meminta dia tetap mempertahankan pekerjaannya, Amazon takkan pernah terwujud.
(fyk/afr)