Rusia Mau Luncurkan Pesaing TikTok?
Hide Ads

Rusia Mau Luncurkan Pesaing TikTok?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 26 Des 2020 13:18 WIB
FILE - In this July 21, 2020 file photo, a man opens social media app TikTok on his cell phone, in Islamabad, Pakistan. President Donald Trump said Saturday, Sept. 19, 2020 he’s given his β€œblessing” to a proposed deal between Oracle and Walmart for the U.S. operations of TikTok, the Chinese-owned app he’s targeted for national security and data privacy concerns. (AP Photo/Anjum Naveed, File)
Rusia Mau Luncurkan Aplikasi Pesaing TikTok? Foto: AP/Anjum Naveed
Jakarta -

Rusia sepertinya akan segera meluncurkan aplikasi pesaing TikTok dalam waktu dekat. Aplikasi ini akan diluncurkan oleh salah satu perusahaan media terbesar di Rusia yang dikontrol oleh raksasa energi Gazprom.

CEO Gazprom-Media Alexander Zharov mengatakan perusahaan yang dipimpinnya telah membeli layanan bernama 'Ya Molodets' atau 'Saya Hebat'. Aplikasi ini akan mendukung video pendek dengan format vertikal, mirip seperti TikTok.

Zharov mengatakan aplikasi ini dikembangkan dengan dukungan dari Innopraktika, organisasi yang dijalankan oleh Katerina Tikhonova, seorang wanita yang diduga sebagai putri Presiden Vladimir Putin, seperti dikutip dari The Moscow Times, Sabtu (26/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gazprom-Media akan memanfaatkan software layanan tersebut untuk mempercepat proses pengembangan layanan video baru untuk blogger di Rusia. Zharov mengatakan aplikasi ini akan diluncurkan dalam waktu dua tahun.

Selain mengembangkan pesaing TikTok, Gazprom-Media juga akan meluncurkan dua situs yang mirip seperti YouTube dalam waktu dua tahun ke depan. Salah satunya adalah versi terbaru layanan streaming RuTube.

ADVERTISEMENT

Zharov mengatakan Gazprom-Media telah menghabiskan setahun terakhir untuk memodernisasi layanan tersebut dan membuatnya terlihat tidak lebih buruk dari YouTube.

Dalam beberapa tahun terakhir, YouTube menjadi salah satu platform paling populer untuk anak muda di Rusia. Beberapa channel yang populer bahkan sudah mendapatkan puluhan juta view.

Tapi pemerintah Rusia terus mengetatkan aturan internet di negaranya dengan alasan untuk melawan ekstremisme online. Baru-baru ini, parlemen Rusia mengesahkan undang-undang yang memungkinkan platform internet seperti YouTube untuk diblokir jika ketahuan melakukan sensor atau diskriminasi.




(vmp/rns)
Berita Terkait