Sebanyak 50 desa di Kabupaten Semarang tak terjangkau sinyal internet. Hal itu menyebabkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan metode daring terkendala.
"Dari 208 desa, 50 desa di Kabupaten Semarang masih tak terjangkau sinyal internet. Maka untuk pembelajaran daring di sana terkendala untuk dilakukan," jelas Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo, ditemui di gedung PP Paud dan Dikmas Jawa Tengah, Ungaran Barat, Kamis (17/12/2020).
50 desa itu di antaranya berada di Kecamatan Kaliwungu, Banyubiru, Bringin, hingga Ungaran Barat. Dari 50 desa itu terdapat setidaknya 25 sekolah jenjang SD dan SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi siswa yang bersekolah di 25 sekolah itu terkendala pembelajaran secara daring. Di antaranya di desa Gogik, Ungaran Barat," jelas Sukaton.
Untuk mengatasi hal tersebut Disdikbudpora Kabupaten Semarang meminta guru sekolah mendatangi siswanya yang berada di 50 desa tersebut. Para guru memberikan pelajaran kepada sejumlah siswa dalam lingkup grup kecil.
![]() |
"Metode pembelajaran yang kami terapkan di antaranya daring, luring, dan tatap muka. Untuk tatap muka, guru kami minta langsung datang ke siswa dalam grup kecil untuk diberikan materi pelajaran," jelas Sukaton.
"Misalnya grup kecil 5 sampai 6 siswa yang rumahnya berdekatan. Hal itu juga mengaplikasikan protokol kesehatan," terangnya.
Selain itu solusi lainnya yang sedang dikembangkan Disdikbudpora Kabupaten Semarang yakni pembelajaran jarak jauh menggunakan handy talky (HT). Pembelajaran model tersebut saat ini baru diaplikasikan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
"Solusi lainnya yang sedang kami kembangkan, di Banyubiru sudah dicoba pembelajaran menggunakan HT," ungkapnya.
(afr/afr)