Facebook Tak Wajibkan Karyawan yang Mau Kembali Ngantor untuk Vaksin
Hide Ads

Facebook Tak Wajibkan Karyawan yang Mau Kembali Ngantor untuk Vaksin

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 11 Des 2020 15:11 WIB
kantor facebook
Facebook Tak Wajibkan Karyawan yang Mau Kembali Ngantor untuk Vaksin (Foto: Facebook)
Jakarta -

CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada karyawannya bahwa mereka tidak harus vaksin COVID-19 terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor. Hal itu menurutnya memungkinkan asalkan protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin.

"Begitu kembali ke kantor, kita akan memiliki sejumlah protokol yang mencakup pengujian, jarak sosial, memakai masker, dan praktik terbaik lainnya. Kita akan terus bekerja dengan banyak pakar untuk menentukan rencana yang memprioritaskan kesehatan dan keamanan semua orang," kata juru bicara Facebook seperti dikutip dari CNet, Jumat (11/12/2020).

Bukan berarti Zuck menganggap vaksin COVID-19 tidak penting, karena dia sendiri sangat yakin akan keampuhan vaksin yang saat ini sedang dikembangkan. Dia pun berharap bisa segera mendapatkan vaksin COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Zuck ini datang ketika raksasa media sosial tersebut menghadapi lebih banyak tekanan untuk menindak informasi yang salah termasuk tentang COVID-19 dan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona baru.

Pada Desember, Facebook berjanji untuk menghapus berbagai klaim palsu tentang vaksin COVID-19 yang bertebaran di platformnya. Pada saat yang sama, para moderator konten yang bekerja secara kontrak dengan Facebook menyuarakan keprihatinan mereka tentang rencana untuk kembali bekerja di kantor selama pandemi.

ADVERTISEMENT

Dengan vaksin COVID-19 tersedia untuk masyarakat Amerika di pertengahan 2021, para pemilik perusahaan harus memutuskan apakah akan mewajibkan pekerjanya untuk divaksinasi sebelum kembali ke kantor. Persyaratan vaksinasi dapat bervariasi berdasarkan tempat kerja dan kemungkinan akan menjadi wajib di rumah sakit dan lingkungan berisiko tinggi lainnya.

Facebook punya lebih dari 56.650 pekerja di seluruh dunia. Karyawannya akan memiliki opsi untuk bekerja dari jarak jauh hingga setidaknya Juli 2021, dan perusahaan tidak ingin kantornya yang di AS dibuka sebelum vaksin COVID-19 tersedia secara luas.




(rns/fay)