Jepang Subsidi Kencan Online Demi Tambah Angka Kelahiran
Hide Ads

Jepang Subsidi Kencan Online Demi Tambah Angka Kelahiran

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 10 Des 2020 05:44 WIB
Finger of woman pushing heart icon on screen in mobile smartphone application. Online dating app, valentines day concept.
Jepang Subsidi Kencan Online Demi Tingkatkan Angka Kelahiran. Foto: iStock
Jakarta -

Banyak orang Jepang memilih hidup melajang. Perempuannya pun semakin enggan melahirkan banyak anak. Pemerintah Negeri Sakura pun turun tangan.

Pemerintah Jepang mengeluarkan 2 miliar yen (sekitar Rp 270 miliar) untuk mendanai layanan kencan online berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan angka kelahiran yang lesu di negaranya.

"Kami secara khusus berencana menawarkan subsidi kepada pemerintah daerah yang mengoperasikan atau memulai proyek perjodohan berbasis AI," kata pejabat pemerintahan, seperti dikutip dari Japan Times, Kamis (10/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap dukungan ini akan membantu mengembalikan penurunan angka kelahiran di negara kita," sambungnya.

Investasi ini akan mulai dibagikan kepada pemerintah daerah tahun depan saat pandemi COVID-19 diprediksi berakhir dan para lajang bisa dengan aman berdekatan dengan orang lain.

ADVERTISEMENT

Hampir setengah dari prefektur Jepang menawarkan layanan kencan online. Para pelamar mengirimkan rincian data diri mereka, termasuk nama, usia, latar belakang pendidikan, dan pendapatan untuk mencari calon pasangan.

Perdana Menteri Yoshihide Suga menganggap bahwa algoritma machine learning terbaru dapat meningkatkan banyak hal dalam kencan online, dan secara tidak langsung mendorong angka kelahiran bayi.

Software yang lebih baik dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain, termasuk minat, nilai, atau hobi seseorang untuk memprediksi kompatibilitas dengan pasangan potensial.

Jumlah populasi Jepang saat ini 126 juta jiwa lebih dan terus menurun dari tahun ke tahun karena masyarakatnya banyak yang memilih hidup melajang dan para wanitanya tak ingin melahirkan banyak anak.

Kondisi ini membuat Jepang menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah. Menurut laporan BBC, banyak sekolah dan fasilitas nursery untuk anak-anak ditutup. Jumlah bayi yang lahir di tahun lalu tercatat mencapai rekor terendahnya, yaitu turun hingga di bawah 865.000.

Tingkat kelahiran yang rendah ditambah menyusutnya angkatan kerja yang semakin menua adalah kabar buruk bagi kondisi perekonomian negara. Akan sulit bagi pemerintah Jepang menyediakan kesejahteraan dan perawatan kesehatan bagi warganya seiring menuanya usia para penduduk.




(rns/fay)