Domain aksara Nusantara
Karena itu, inisiatif Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) untuk merajut Indonesia dalam bentuk penetapan domain name tersendiri untuk aksara-aksara nusantara patut disambut. Seiring dengan .id sebagai domain name bahasa kebangsaan kita, Bahasa Indonesia, akan hadir juga domain name yang mewakili aksara-aksara nusantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk aksara Lontaraq, misalnya, akan ada domain name .ᨕᨗᨊ (bacanya .INA, sebagaimana singkatan untuk negara kita dalam dunia internasional).
Andi mengatakan, tentu saja setiap domain name itu tetap harus didaftarkan ke ICANN, sebagai pengelola domain name dunia. ICANN baru akan menyetujui jika dia yakin bahwa aksara itu benar-benar hidup dan punya pendukung budaya yang aktif.
Untuk itu, ICANN perlu melihat ada website yang berbasis aksara-aksara nusantara yang hidup, karena dihidupkan oleh pendukung budayanya secara aktif. Salah satu cara yang efektif dan relatif cepat adalah mengadakan sayembara pembuatan website untuk masing-masing aksara.
"Sayembara ini juga berfungsi untuk menguji apakah benar ada pendukung budaya yang aktif bagi masing-masing aksara tersebut," serunya.
Andi pun mengajak masyarakat untuk turut serta melestarikan dengan digitalisasi aksara nusantara, khususnya aksara Lontaraq, dengan membuat website berbasis aksara Lontaraq yang tak hanya menaik tapi juga menginspirasi.
"Bagi saya, ini kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa kita ada, budaya kita ada, aksara kita ada, alive and kicking. Caranya, ayo ikuti sayembara pembuatan website berbasis aksara nusantara, yang sedang atau segera akan diluncurkan," pungkasnya.
Sebagai informasi, digitalisasi aksara nusantara yang isinya bisa mencapai ratusan aksara ini tengah diupayakan dimodernisasikan, seperti yang dilakukan Pandi. Langkah tersebut agar kekayaan aksara yang dimiliki Indonesia bisa dinikmati generasi muda yang bisa diakses lewat perangkat mobile setelah digitalisasikan.
Sejauh ini Pandi telah bekerjasama dengan Keraton Jogja untuk aksara Jawa, Universitas Udayana untuk aksara Bali, Universitas Pajajaran untuk aksara Sunda, PB NU untuk aksara Arab Pegon yang digunakan di pesantren, dan yang terbaru dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara untuk aksara Lontaraq.