Iklan Facebook Jadi Alat Pengaruhi Swing Voter Pilpres AS 2020
Hide Ads

Iklan Facebook Jadi Alat Pengaruhi Swing Voter Pilpres AS 2020

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 03 Nov 2020 21:15 WIB
Moderator Chris Wallace of Fox News as well as President Donald Trump and Democratic candidate former Vice President Joe Biden during the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. (AP Photo/Patrick Semansky)
Iklan Facebook Jadi Alat Pengaruhi Swing Voter Pilpres AS 2020. Foto: AP/Patrick Semansky
Jakarta -

Seiring data penggunanya kian besar, sejak 2012 kemampuan micro targeting iklan Facebook menjadi bagian utama dari strategi kampanye Pilpres AS 2020 untuk mempengaruhi audiens, khususnya untuk menarget swing voter yang belum menentukan pilihan.

"Platform mereka memungkinkan kampanye politik memiliki jangkauan luas ke dalam demografi seperti lansia dan orang-orang di pinggiran kota yang merupakan audiens berharga di tahun 2020," kata Regan Opel, mantan konsultan politik partai Republik seperti dikutip dari The Next Web, Selasa (3/11/2020).

Dia menambahkan, Facebook juga punya kemampuan mencocokkan daftar yang memberi klien ketepatan yang dibutuhkan, untuk menjangkau komunitas yang secara historis kurang terwakili dalam politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2016 yang mengejutkan bisa dijadikan contoh. Kejayaan Trump ini selalu dikaitkan dengan penggunaan Facebook dalam kampanyenya untuk mengumpulkan donasi, memberi semangat kepada pendukung, dan upaya untuk menghalangi pendukung rivalnya kala itu, Hillary Clinton melalui iklan negatif yang ditargetkan secara mikro.

Seorang eksekutif Facebook terkemuka mengatakan dalam memo internal, bahwa Trump menjalankan kampanye iklan digital terbaik yang pernah dilihatnya dari pengiklan mana pun.

ADVERTISEMENT

Setelah pemilu 2016, pejabat dari kampanye Trump dan Clinton mengatakan, Trump secara konsisten mendapatkan harga lebih murah untuk memasang iklan kampanye di Facebook.

Sepertinya ini salah satu alasan iklan kampanye Pilpres AS 2020 Trump bisa lebih murah dibandingkan rivalnya Joe Biden. Riset Markup memperlihatkan, ketika Trump ingin mengambil hati para pemilih di wilayah Arizona, Facebook membebankan USD 14 untuk setiap 1.000 kali iklan muncul di feed pengguna.

Beberapa hari kemudian, Biden menargetkan demografi yang sama dengan pesan kampanyenya sendiri. Namun Facebook membebankan biaya yang berbeda jauh, diperkirakan USD 91 per 1.000 kali iklan muncul, enam kali lipat harga iklan kampanye Trump dalam Pilpres AS 2020.

Halaman selanjutnya: Facebook bantah Trump bayar lebih murah....

Facebook Bantah Trump Bayar Lebih Murah

Namun Facebook menyebutkan, secara keseluruhan berdasarkan data yang mereka rilis, grafik menunjukkan Trump membayar iklan yang sedikit lebih tinggi.

Pakar strategi digital dan ahli keuangan kampanye, khawatir bahwa penentuan harga iklan yang tidak jelas dapat memihak salah satu sisi dan menjadikan persaingan tidak imbang.

Sejumlah ahli strategi digital menyebutkan, berdasarkan pengalaman mereka, komposisi audiens target, siapa yang terlibat dan seberapa besar mereka, merupakan faktor utama dalam penentuan harga iklan.

Di tengah-tengah kampanye berlangsung, para swing voter di negara bagian yang menurut para kandidat dapat dibujuk, adalah beberapa target yang paling berharga dan mahal.

"Anda bersaing dengan setiap orang, akan ada tumpang tindih antara siapa yang berada di kampanye Trump dan kampanye Biden, dan kepada semua brand ini berbicara," kata Annie Levene, seorang ahli kampanye digital dari partai Demokrat.

Data Markup menunjukkan, secara kolektif, Biden dan Trump telah menghabiskan USD 183 juta untuk beriklan di Facebook dan Instagram selama masa kampanye Pilpres AS 2020. Keduanya memutuskan akan menghentikan iklan politik baru di minggu ini sebagai bagian dari upaya membatasi penyebaran informasi yang salah.



Simak Video "Video: Trump Kaget Publik Tak Diberitahu Sejak Lama soal Kanker Joe Biden"
[Gambas:Video 20detik]