Ovo bakal menaikkan biaya top up saldonya dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 per transaksi mulai 25 Agustus 2020 mendatang.
Pengumuman kenaikan biaya top up ini dikirimkan Ovo lewat pesan notifikasi di aplikasi dompet digital tersebut.
Penyesuaian tarif top up itu akan berlaku pada 19 bank dan berbagai saluran top up-nya. Baik itu melalui ATM, internet banking, SMS banking maupun mobile banking.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pesan tersebut, Ovo menyebutkan daftar bank untuk top up Ovo yang biayanya mengalami kenaikan. Ke-19 bank yang dimaksud tersebut adalah:
CIMB Niaga: ATM
OCBC NISP: ATM, internet banking, mobile banking
Danamon: ATM, internet banking, mobile banking
BRI Syariah: mobile banking, SMS banking
Bank BJB: internet banking, mobile banking
Bank Mayapada: ATM, mobile banking
Bank Muamalat: ATM, mobile banking
Maybank: ATM internet banking, mobile banking, SMS banking
Bank Sinarmas: ATM, internet banking, mobile banking
Bank Mega: ATM, mobile banking
Bank Syariah Mandiri: mobile banking
Bank Bukopin: mobile banking
Bank Panin: ATM
UOB: internet banking, mobile banking
Shinhan: internet banking
BPD DIY: ATM, mobile banking, SMS banking
Bank Nagari: ATM, internet banking
Bank MAS: internet banking
BTPN: mobile banking
"Mulai 25 Agustus 2020 OVO akan melakukan penyesuaian biaya administrasi untuk top up saldo. Penyesuaian ini dilakukan hanya untuk proses top up yang dilakukan melalui 19 bank," ucap Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra, seperti dikutip detikINET dari CNNIndonesia, Jumat (14/8/2020).
Sebelumnya, Ovo mengenakan biaya top up saldo sebesar Rp 1.000 pada 2 Maret 2020 lalu. Setelah sebelumnya mereka tak mengenakan biaya apa pun ketika pengguna melakukan top up.
(asj/fay)