WeChat Dilarang, Pendukung Trump Keturunan China di AS Bisa Murka
Hide Ads

WeChat Dilarang, Pendukung Trump Keturunan China di AS Bisa Murka

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 10 Agu 2020 18:18 WIB
Ilustrasi WeChat
Aplikasi WeChat. Foto: Brent Lewin/Bloomberg
Washington -

WeChat terancam dilarang presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam waktu 45 hari sejak ia meneken perintah eksekutif, kecuali ada perusahaan lain membeli layanan messaging itu dari Tencent. Jika jadi kenyataan, Trump terancam kehilangan dukungan dari warga AS keturunan China.

Pengguna WeChat di AS memang tidak banyak, tapi mayoritas adalah imigran China yang sangat mengandalkannya untuk berkomunikasi dengan keluarga di tanah kelahiran. Lebih dari 3 juta imigran China dari segala usia mengandalkan WeChat.

Hal itu wajar saja mengingat WeChat amat populer di China sebagai produk buatan perusahaan lokal. Jumlah penggunanya sekitar 1 miliar. Di sisi lain, WhatsApp yang umum digunakan di AS ataupun negara-negara lain diblokir di Negeri Tirai Bambu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, dikutip detikINET dari Wired, tak hanya jadi favorit, WeChat ternyata juga menjadi sarana warga AS keturunan China pendukung Trump untuk mobilisasi, terutama saat Pilpres 2016. Dilarangnya WeChat bisa jadi membuat mereka kecewa atau bahkan murka dan bakal meninggalkan Trump jelang Pilpres 2020.

"Kami suporter China saling menemukan satu sama lain di 2016 terutama lewat WeChat," kata Jack Jia, desainer perhiasan di New York dan pendiri Chinese Americans Alliance for Trump.

ADVERTISEMENT

Mereka menggalang dukungan lewat WeChat sampai melakukan aksi jalanan. Jika WeChat dilarang, maka meraup dukungan untuk Trump dari komunitas China mungkin akan lebih sulit dilakukan.

"Saya tidak akan memilihnya lagi andai dia melarang WeChat. Jika dia melakukan itu, sama saka membuat kami warga China Amerika buta," kata Cheng Zeng, imigran China yang belum lama jadi warga negara AS.

Memang pemblokiran WeChat bakal memberikan dampak sangat besar. Mereka akan kesulitan berhubungan dengan keluarga atau teman di China untuk mengobati kangen pada kampung halaman.

Tidak hanya itu, komunikasi untuk bisnis juga banyak mengandalkan WeChat. Terlebih lagi, Trump juga memperketat aturan visa untuk pebisnis atau mahasiswa China, sehingga WeChat memang jadi layanan penolong bagi mereka.




(fyk/fay)