Siswa Belajar Pakai Radio Komunitas Mesti Jadi Cambuk Buat Pemerintah
Hide Ads

Siswa Belajar Pakai Radio Komunitas Mesti Jadi Cambuk Buat Pemerintah

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 04 Agu 2020 18:37 WIB
Belajar dari Rumah Pakai Radio Komunitas di Pekalongan
Inovasi mengajar dengan radio komunitas yang bebas kuota (Robby Bernardi/detikcom)
Jakarta -

Cara SDN 01 Tegalontar di Pekalongan dengan memanfaatkan radio komunitas untuk memperlancar belajar dari rumah, patut diapresiasi. Apa yang dilakukan mereka harusnya jadi cambukan bagi pemerintah.

Kuota data dinilai masih mahal bagi rakyat kurang mampu di sebagian daerah Indonesia, diperparah tidak ada uang untuk membeli smartphone berbasis Android. Persoalan itu yang dihadapi sebagian besar murid SDN 01 Tegalontar, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Menurut penuturan Yoso selaku Kepala Sekolah SDN 01 Tegalontar, separuh muridnya yang berjumlah 245 siswa tidak terlayani pendidikan melalui daring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat telekomunikasi Mohammad Ridwan Effendi mengungkapkan bahwa sudah seharusnya pemerintah menancap gas transformasi digital di seluruh daerah Indonesia. Apalagi dalam kondisi pandemi COVID-19, yang mana berdampak pada kegiatan belajar-mengajar sehingga mengharuskan pembelajaran jarak jauh.

ADVERTISEMENT

"Ya, kan Pak Presiden sudah meminta transformasi digital dipercepat. Semoga saja bisa tercapai, infrastruktur, berikut budaya dan kesiapan tenaga kerjanya," ujar Ridwan, Selasa (4/8/2020).

Ridwan yang juga Sekretaris Jenderal Pusat Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB ini menilai kegiatan belajar dengan memanfaatkan radio komunitas bisa dilakukan. Akan tetapi ada kelemahan, karena komunikasi yang terjadi pada dalam belajar tersebut hanya satu arah.

"Radio komunitas bisa dipakai, tapi tentunya untuk voice saja ya dan harus ganti-gantian, tidak bisa dua arah langsung," jelasnya.

Hal itu yang Ridwan sebut sebagai kekurangan kegiatan belajar menggunakan radio komunitas, berbeda dengan belajar dari rumah lewat live streaming yang memiliki visual.

"Karena tidak ada visual, maka akan kurang efektif. Pembelajaran kan perlu audio dan visual, apalagi yang ada rumus-rumusnya. Tapi, ya, masih mending ada juga, karena banyak daerah nggak ada sinyal," pungkasnya.




(agt/fay)