7 Perubahan Dunia Sains dan Teknologi Akibat Virus Corona
Hide Ads

7 Perubahan Dunia Sains dan Teknologi Akibat Virus Corona

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Kamis, 26 Mar 2020 13:39 WIB
Ilustrasi eSport, Ilustrasi eSports
7 Perubahan Dunia Sains dan Teknologi Akibat Virus Corona (Foto: Florian Olivo/Unsplash)

3. Virtual reality makin populer

Presiden Vassar College, Elizabeth Bradley mengatakan virtual reality akan semakin dapat tempat di hati orang-orang. Ini logis saja, ketika kita diisolasi, dikarantina atau sendirian, maka VR menawarkan kita pengalaman 'pergi' ke tempat lain secara virtual.

Elizabeth membayangkan VR akan berkembang untuk membantu orang bersosialisasi dan membantu kesehatan mental orang yang mengisolasi diri. Misalnya dengan perangkat VR, kita bisa berjumpa orang di ruang kelas atau pertemuan warga virtual dan ini memberikan hal positif secara psikologis.

4. Era kebangkitan telemedicine

Kepala departemen etika kedokteran dan kebijakan kesehatan Universitas Pennsylvania, Ezekiel J Emanuel berpendapat wabah corona menjadi awal kebangkitan dari telemedicine. Klinik remote menggantikan klinik konvensional yang kewalahan menghadapi pandemi.

Pasien bisa menjaga diri dalam lingkungan yang terkendali, tapi bisa video call dengan dokter, tanpa harus menunggu di ruang tunggu dan jauh dari pasien lain yang bisa menulari atau bahkan kritis.

Berbagai aplikasi kedokteran kini menawarkan konsultasi dokter online dengan dokter bersertifikasi. Resep dan obat bisa dikirim dengan kurir. Kekurangannya mungkin adalah dokter tidak bisa memeriksa langsung pasiennya.


5. Sains kembali diagungkan

Direktur YIMBY Law, Sonja Traus mengatakan sains sempat mengalami degradasi di era sekarang. Definisi kebenaran menjadi sangat politis, bergantung kekuatan politik tertentu. Bahkan industri seperti migas dan tembakau sering menolak hasil riset ilmiah yang dinilai merugikan mereka. Ada orang yang malah percaya bumi datar daripada astronomi sungguhan. Di situasi awal, kehadiran virus corona juga dituduh sebagai bagian dari konspirasi politik. Anda merasakan itu juga bukan?

Namun, ketika wabah corona semakin menjadi-jadi, akhirnya orang-orang berbondong-bondong ingin kembali kepada sains yang sesungguhnya. Mereka minta kembali kepada riset ilmu pengetahuan sejati. Apa yang telah dilakukan ilmuwan, apa itu teori kuman, dan belajar soal grafik exponential growth mengenai orang positif corona yang meledak jumlahnya.

Sonja memprediksi sampai 35 tahun ke depan, orang kembali menghargai kepakaran para ilmuwan khususnya bidang kesehatan masyarakat dan epidemi.