Perjumpaan detikINET dengan Franklyn secara tidak disengaja. Kami mendatangi sekolahnya, SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, yang ternyata libur di hari Sabtu.
Dalam kesempatan tersebut, detikINET menjumpai enam anak yang baru selesai latihan upacara bendera. Setelah ngobrol-ngobrol terungkap, kalau satu dari mereka adalah seorang YouTuber, yang tak lain adalah Franklyn. Dia begitu malu-malu untuk mengakui hobi yang digelutinya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma video lirik," katanya bocah yang duduk di kelas 9 itu sembari senyum-senyum.
Franklyn mengatakan dirinya mulai membuat channel YouTube persis setahun lalu, Oktober 2018. Awalnya sekadar iseng saja, namun dalam perjalannya ia mengasah kemampuan untuk membuat dan mengedit video yang ia pelajari dari YouTube. Dan semua itu ia latih sendiri menggunakan aplikasi di ponselnya.
Franklyn tidak menyangka video buatannya digemari. Setiap karyanya kerap menyedot ribuan viewer. Kini jumlah subscriber channel miliknya yang bernama sama, Franklyn Patty sudah mencapai 11,5 ribu. Banyaknya subscribe dan like yang datang, membuatnya makin semangat membuat konten.
![]() |
"Semangatnya melonjak-lonjak," katanya sumringah.
Dengan banyaknya subscriber yang dimiliki channel-nya saat ini, apakah akan serius menjadi YouTuber?
"Tidak, cita-cita saya mau jadi dokter. Untuk menolong orang yang sakit," kata Franklyn.
Storyteller
Franklyn terbilang cukup produktif dalam mengunggah videonya. Sering kali dalam satu minggu saja dirinya bisa meng-upload tiga video. Tidak sulit baginya membuat satu video lirik.
"Cuma butuh 2-3 jam saja," ujarnya.
Tapi, belakangan Franklyn lagi jarang membuat video. Pasalnya dia lagi fokus pada persiapan lomba storytelling di tingkat Kabupaten Sorong.
Belum lama ini juga dia sempat mewakili sekolahnya untuk lomba storytelling di Jakarta. Ada dua cerita yang disampaikannya, Beauty and The Beast dan Batu Keramat.
Dipilihnya Beauty and The Beast lantaran Franklyn suka dengan ceritanya. Sementara Batu Keramat dipilihnya karena ingin menyampaikan kisah klasik dari Papua.
Sayangnya tidak berhasil menggodol juara dalam kompetisi tersebut. Kendati begitu dapat banyak pelajaran yang dipetiknya dari perlombaan tersebut.
"Dapat teman baru, pengalaman baru, pokoknya dapat pelajaran baru di sana," kata anak bungsu dari 5 bersaudara itu.
Dengan pengalaman lomba, Franklyn sempat berniat membuat konten storytelling di channel kepunyaannya. Tapi, hingga sekarang belum terealisasi.
"Masih malu, belum pede. Banyak yang bagus-bagus soalnya. Belajar-belajar (storytelling) dari sana juga," tuturnya sembari tersipu-sipu.
Setelah kelar lombanya nanti, Franklyn bersama temannya di sekolah ingin membuat video cover lagu. Tetapi, bocah berusia 14 tahun ini punya keinginan membuat video eksperimen ilmiah seperti yang sering ditontonnya di YouTube.
"Mau coba-coba tapi takut," pungkasnya sambil garuk-garuk kepala.
(agt/agt)