Aksi keji tersebut direkam secara live streaming oleh salah satu pelaku. Video itu pun langsung menyebar di berbagai layanan media sosial.
Mengomentari hal itu lewat Twitter, Rudiantara mengatakan bahwa Kominfo telah menyaring ratusan postingan terkait aksi penembakan itu di berbagai platform medsos seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkaitan dengan tragedi berdarah di Selandia Baru, dengan ini Kominfo menyampaikan bahwa sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yang beredar di internet dan media sosial. Sudah sekitar 500 posting yang ditapis dari berbagai platform sampai sore ini," kata Menkominfo lewat cuitannya.
Sampai saat ini, dikatakan Rudiantara, Kominfo terus melakukan penyaringan konten-konten tersebut lewat kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya.
Dalam kesempatan ini, pria yang disapa Chief RA ini turut mengingatkan agar masyarakat tak turut serta menyebarkan video penembakan brutal yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya," pungkasnya.
Sejauh ini, setidaknya 49 orang tewas dalam tragedi tersebut. Dubes RI untuk Selandia Baru di Wellington, Tantowi Yahya, menyatakan ada 2 WNI yang turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.
(agt/krs)