"Penggunaan teknologi yang biadab ini mengingatkan pada zaman jual-beli budak," kata direktur Plan's International di Sudan Selatan, George Otim dalam blog-nya, seperti dikutip detikINET dari CNET, Kamis (22/11/2018).
Baca juga: Mark Zuckerberg Takkan Mundur dari Facebook |
"Bahwa seorang anak perempuan bisa dijual untuk dinikahi di situs jejaring sosial terbesar di dunia saat ini sangatlah tidak bisa dipercaya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lelang tersebut dimulai pada 25 Okktober dan diikuti oleh lima orang, yang beberapa di antaranya merupakan petinggi pemerintahan. Anak tersebut kemudian dinikahi pada tanggal 3 November.
Facebook sendiri langsung menghapus postingan tersebut pada tanggal 9 November, segera setelah mereka mengetahui keberadaannya. Facebook menyebut postingan tersebut melanggar aturannya mengenai perdagangan manusia.
Baca juga: Meme-meme Facebook dan Instagram Tumbang |
"Berbagai bentuk perdagangan manusia - baik dalam bentuk post, pages, iklan, atau grup - tidak diperbolehkan di Facebook," tulis juru bicara Facebook dalam pernyataan resminya.
"Kami telah menghapus post tersebut dan secara permanen menonaktifkan akun yang memposting hal ini ke Facebook," pungkasnya.
Tonton juga 'Cara Facebook Saring Konten Negatif pada Akun Grup':
(vim/afr)