Dikutip detikINET dari The Independent, Rabu (14/11/2018), tidak hanya mesin pencari milik Google yang sempat tumbang akibat insiden ini. Layanan lain yang mengandalkan cloud milik Google, seperti Spotify, pun ikutan down.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Google sendiri mengatakan bahwa isu ini berasal dari sumber eksternal dan tidak ada layanan milik mereka yang terkompromi karena semua traffic yang nyasar telah dienkripsi.
Traffic yang nyasar, atau bisa disebut pembajakan Border Gateway Protocol (BGP), ini tidak sengaja disebabkan sebuah penyedia layanan internet (ISP) yang berbasis di Nigeria. ISP yang bernama MainOne Cable itu mengatakan bahwa kesalahan terjadi ketika mereka melakukan upgrade jaringan yang biasa dilakukan secara berkala.
Dalam update tersebut, MainOne Cable dengan tidak tepat menyatakan bahwa sistemnya merupakan jalur yang tepat untuk jutaan alamat IP Google. Sehingga traffic yang harusnya menuju Google justru diambil oleh ISP yang berbasis di China dan Rusia.
Hal ini kemudian menjadi perhatian oleh banyak pihak, termasuk eksekutif ThousandEyes, Alex Henthorn-Iwane. Ia mengatakan bahwa ini merupakan kejadian paling buruk yang menimpa traffic Google.
Apalagi traffic Google tersebut diterima oleh ISP milik pemerintah China, China Telecom. Perusahaan ini sebelumnya pernah terlibat dengan pembajakan traffic internet yang melewati AS dan Kanada dan mengalihkannya menuju China.
Tonton juga 'Netizen Ramai Rayakan #HariAyahNasional':
(vim/krs)