Rosetta, AI Anti Hate Speech Bikinan Facebook
Hide Ads

Rosetta, AI Anti Hate Speech Bikinan Facebook

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 12 Sep 2018 16:57 WIB
Facebook punya AI anti hate speech (Foto: Reuters)
Jakarta - Facebook punya senjata baru untuk melawan penyebaran hate speech atau ujaran kebencian di platform miliknya. Senjata tersebut adalah sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) bernama Rosetta.

Sistem ini baru dipamerkan ke publik oleh Facebook, dan fungsinya adalah untuk membantu mereka dalam membaca dan mengenali miliaran foto dan video yang beredar di platformnya. Dengan begitu, Facebook akan lebih mudah untuk mengenali konten mana yang melanggar aturan hate speech mereka.

Awalnya komputer menggunakan metode bernama Optical Character Recognition (OCR) untuk mengenali teks yang ada di gambar atau video. Namun tentu teknologi ini ada batasnya, terutama karena ada 2,2 miliar pengguna Facebook tiap bulannya, maka dari itu Facebook membuat sistem baru yang bisa menampung semua konten yang berseliweran di platformnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rosetta, yang saat ini sudah dipakai di Facebook dan Instagram, bisa juga dipakai untuk meningkatkan performa pencarian foto dan konten yang ada di news feed. Cara kerjanya adalah dengan mengekstraksi teks dengan berbagai bahasa berbeda dari miliaran gambar dan frame video secara real time.

Juli lalu Facebook menyebut mereka akan mulai menghapus konten disinformasi yang bertujuan untuk memicu atau memperuncing sebuah masalah dan berujung pada kekerasan. Penghapusan konten ini akan dilakukan baik untuk teks maupun gambar palsu.

Sebelumnya, Facebook hanya akan menghapus konten yang berkaitan langsung terhadap kejadian kekerasan. Namun peraturan baru itu kini juga mencakup penyebaran hoaks yang berpotensi untuk memicu kerusuhan.

CEO Facebook Mark Zuckerberg sebelumnya juga sudah sering menyebut kalau Facebook tengah menguji coba penggunaan AI untuk membersihkan Facebook, yaitu secara proaktif mendeteksi konten yang melanggar, bukan menunggu laporan dari pengguna Facebook.

Sementara Facebook mengembangkan AI tersebut, mereka juga merekrut 20 ribu orang moderator untuk menyaring konten-konten melanggar yang ada di Facebook, demikian dikutip detikINET dari CNET, Rabu (12/9/2018).


(asj/fyk)