Tak disangka, kabar tersebut membuat pasar Bitcoin 'meledak'. Di sana, harga salah satu mata uang virtual tersebut terpantau sempat melampaui USD 26.000, atau sekitar Rp 388 juta, sebagaimana detikINET kutip dari The Next Web, Selasa (11/9/2018).
Baca juga: Bitcoin Sudah Bisa Penuhi Syariat Islam |
Itu berarti, nilai Bitcoin di sana sudah melampaui empat kali harga global yang cenderung berada di kisaran USD 6.000. Untungnya, berdasarkan sejumlah platform jual-beli cryptocurrency yang berasal dari Iran, harganya sudah mulai turun di kisaran USD 20.000, walau masih terhitung tinggi dibanding negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usut punya usut, dipandangnya penambangan cryptocurrency ternyata bukan satu-satunya penyebab melejitnya harga Bitcoin. Mata uang Iran yang kini tengah mengalami inflasi besar-besaran juga disebut-sebut menjadi faktor lainnya.
Nilai Bitcoin di sana pun disebut-sebut lebih stabil dibanding dengan mata uang Iran sendiri. Para ekonom bahkan khawatir jika negaranya akan mengikuti jejak Venezuela yang sedang carut marut keuangannya.
Baca juga: Presiden Donald Trump Dicatut Penipu Bitcoin |
Sampai saat ini, meroketnya harga Bitcoin di Iran tidak memberikan efek terhadap nilainya secara global. Fenomena ini pun menggaris bawahi dua poin penting.
Pertama, bisa jadi, masih ada kemungkinan bagi cryptocurrency untuk terus berkembang di negara-negara yang memang membutuhkannya. Kedua, kebijakan pemerintah ternyata masih memberikan efek terhadap nilai mata uang virtual tersebut. (mon/rns)