VR Bisa Ungkap Kebohongan Pecandu Narkoba
Hide Ads

VR Bisa Ungkap Kebohongan Pecandu Narkoba

Indissa Salsabila - detikInet
Selasa, 31 Jul 2018 15:34 WIB
Foto: (Dok. Thinstock)
Jakarta - Virtual Reality (VR) hadir di pusat rehabilitasi China. Teknologi tingkat tinggi ini digunakan untuk mengetahui pasien yang berbohong soal kecanduan mereka terhadap obat-obatan terlarang.

Dikutip detikINET dari CNET, Selasa (31/7/2018), program percobaan di Shanghai menggunakan headseat VR ini berguna untuk mengetahui apakah para pecandu ini masih menginginkan narkoba.

Alat ini akan memberikan sebuah adegan realistis yang akan menguji apakah tahanan merasa gembira jika menggunakan obat-obatan terlarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sebagai contoh, pecandu yang berlama-lama berada dalam adegan yang menampilan sekumpulan orang sedang berbagi narkoba, bisa jadi mengindikasikan dirinya masih tertarik menggunakan barang tersebut.

VR akan mengikuti pergerakan bola mata, sementara alat lainnya akan memonitor peningkatan suhu tubuh dan denyut jantung untuk menginformasikan kepada petugas mengenai keinginan para pecandu untuk menggunakan narkoba.

China mewajibkan setiap orang yang kecanduan narkoba untuk menghabiskan dua tahun di fasilitas rehabilitasi. Dengan demikian, ketika mereka dibebaskan, perilaku mereka dapat berubah menjadi lebih baik.



Sistem VR ini didesain untuk mencegah pecandu keluar dari fasilitas rehabilitasi dengan berbohong akan ketergantungannya terhadap narkoba.

Alat tersebut sudah digunakan di beberapa pusat rehabilitasi di Shanghai, dan kemungkinan diperluas ke fasilitas rehabilitasi lainnya. Jika hasilnya baik, pemerintah China akan membakukan program VR ini.



Tonton juga video: 'Dennis Adhiswara Ingin Punya Perusahaan VR dan Games'

[Gambas:Video 20detik]

(rns/rou)