Dalam pandangan CEO BigJava Ruli Harjowidianto, dirinya melihat bahwa pemain asing di Big Data jumlahnya lebih banyak dari lokal. Ini yang terjadi kala ia menghadiri pameran IPA (Indonesian Petroleum Association) 2018 di JCC, Jakarta pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau data itu dikuasai oleh perusahaan non lokal, data itu yang mereka pegang. Berarti mereka akan tau berikutnya harus ngebor di mana, harta karunnya nanti ada di mana. Itu kan harta karun," ujar Ruli.
Menurutnya ini sangat disayangkan apabila harta karun tapi kuncinya dipegang oleh asing. "Petanya dipegang oleh mereka. Coba kalau kita (lokal) yang pegang," tambahnya.
Ia pun mengatakan jika perusahaan Migas seperti Pertamina mengundang tender, pasti yang diundang perusahaan non-lokal. Dan mereka (Pertamina--red) menawarkan solusi yang sama seperti yang ditawarkan juga oleh BigJava, seperti Big Data analitik, pengolahan data, dan sebagainya.
"Kami bisa mengolah data minyak. Ada teknologi baru namanya geospasial. Begitu data itu dimasukkan, maka akan keluar semua petanya. Ketahuan koordinat mana saja nih yang lagi memompa, lagi mengeluarkan minyak, sampai koordinat mana yang tak bisa mengeluarkan minyak," ujarnya.
Terakhir, ia membeberkan bahayanya bila Big Data ini dipegang atau dikelola asing. "Bahanyanya? Kalau mereka bohong? Bilang saja di sini minyaknya sudah habis, padahal masih banyak atau sebaliknya," pungkasnya. (rns/rns)











































