Julukan feminis kerap disandingkan dengan namanya, meski Woolf selalu menolaknya. Perempuan yang meninggal pada 28 Maret 1941 itu lebih suka disebut sebagai seorang humanis. Narasi di dalam novel-novelnya dikenal dengan penggunaan teknik penulisan 'stream of consciousness'.
Di komunitas sastra London, dia menjadi anggota grup Bloomsbury. Sepanjang kariernya dia menerbitkan sembilan novel, ratusan cerita pendek (cerpen) yang tersebar di berbagai media dan buku kumcer, dan tiga buku biografi yang dituliskannya pada 1928, 1933, dan 1940 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel 'Mrs Dalloway' menceritakan tentang seorang tokoh fiktif bernama Clarissa Dalloway dengan setting waktu pasca Perang Dunia pertama. Karyanya disebut sebagai salah satu novel terbaik Virginia Wolf karena ditulis detail.
'To The Lighthouse' yang mengisahkan keluarga Ramsay di Skotlandia pun dianggap sebagai novel terbaiknya. Pasca Perang Dunia kedua di Eropa, karya-karya tidak terlalu populer dan mengalami penurunan pembaca. Meski begitu setelah gerakan feminis di tahun 1970an, Woolf kembali menjadi perbincangan dan dianggap sebagai penulis paling berpengaruh di masanya.
Meski sukses dengan puluhan karya fiksi, nonfiksi, maupun autobiografi kesuksesan Woolf tak mengakibatkan dirinya bahagia menjalani hidup. Pada 28 Maret 1941, dia mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Woolf yang mengalami depresi berat sejak beberapa waktu belakangan, bunuh diri dengan terjun ke Sungai Ouse. Mayatnya ditemukan tiga minggu kemudian di lokasi yang sama.
Kini, ratusan tahun berlalu nama Virginia Woolf masih dikenang oleh pembaca sastra klasik. Google pun merayakannya dengan menciptakan sketsa wajah cantik Woolf yang dikelilingi daun-daun berguguran. (tia/fyk)