Ini yang dirasakan oleh Intan Saraswati, Head of GrabParcel. Kepada detikINET, ia menceritakan perjalanan hidup dan kariernya hingga menjadi orang nomor satu di layanan ekspedisi milik Grab itu.
Setelah bercerai, Intan sempat merasa dilema harus terus berkarier atau menjaga anaknya yang masih balita. Pasalnya, putra sematawayangnya tak ada yang menjaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mikir juga, kalau aku tinggal di rumah, yang kasih makan anak siapa? Aku tidak mau semua kebutuhan anak tidak terpenuhi," kata Intan. "Akhirnya harus berkorban. Aku tetap bekerja tapi harus bisa bagi waktu untuk anak," lanjutnya.
Tapi kegalauan Intan belum berhenti. Setelah beberapa tahun bekerja di perusahan ekspedisi, dirinya mendapat promosi. Namun Intan diharuskan berkantor di Jakarta. Jika menerima, mau tidak mau dia harus meninggalkan keluarganya di Bandung.
Intan lantas berdiskusi dengan sang ibunda. Akhirnya diputuskan Intan tetap bekerja, sementara anaknya akan diurus ibunya lantaran sang buah hati masih SD dan kurang memungkinkan jika harus pindah mendadak.
![]() |
"Ibuku menyarankan untuk settle down dulu di Jakarta, jika sudah barulah dipikirkan untuk dipindahkan ke Jakarta," tutur Intan.
"Syukurnya ini semua berjalan baik. Aku bisa konsentrasi penuh dengan kerjaan, meski lembur toh di Jakarta sendirian. Saat weekend, aku bisa full time bersama anakku," lanjutnya.
Gagal Bikin Startup
Tidak hanya kehidupan Intan yang penuh liku, kariernya pun diwarnai jatuh bangun. Ibu dari Fasya ini sempat lama bekerja di sejumlah perusahaan logistik internasional.
Berbekal pengalaman tersebut, Intan coba membuat startup sendiri. Perusahaan rintisannya itu diberi nama Kirim, menghadirkan layanan jasa pengiriman dalam kota dalam hari yang sama. Sayangnya startup yang dibangun Intan hanya bertahan tujuh tahun.
"Sejak muncul startup sejenis dengan dana yang cukup besar imbasnya startup aku yang dananya dari kantong sendiri harus kalah. Kondisinya lumahan berdarah-darah," kenang Intan.
Tidak berapa lama, tepatnya 2016, wanita lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan itu bergabung di Grab.
![]() |
"Awalnya pengin tahu kerja di unicorn itu seperti apa. Ternyata memang seru. Tapi yang jadi menarik kita mengurusi banyak driver. Kita bisa memberikan banyak lapangan kerja bagi banyak orang itu rasanya keren banget," ujar Intan.
Saat awal bergabung di Grab, Intan lebih mengurusi operasional non transport, misalnya GrabFood dan GrabExpress. Setelah Grab membuat layanan GrabParcel, Intan dipercaya sebagai nahkodanya.
Kendati kariernya kini tengah berada di puncak, Intan masih memiliki obsesi besar di bidang logistik. Dia ingin mencari muka baru logistik Indonesia.
"Sekarang memang beda dengan yang dulu. Tapi pengin buat yang canggih banget. Itu sih yang belum ketemu," pungkas Intan. (rou/rou)