Hal itu terungkap saat Kominfo bersama AMVESINDO, Global Consulting Ernst & Young (EY), dan JETRO, menggelar Indonesia-Japan Digital NexICorn Meetup: Navigate Jakarta.
Event yang berlangsung di Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, Selasa (12/9/2017), ini juga turut mengundang perwakilan dari dua startup asal Indonesia yang telah berpredikat Unicorn, yaitu GO-JEK dan Tokopedia.
Antoine de Carbonnel selaku Chief Commercial Officer GO-JEK datang mewakilii Nadiem Makarim, sang pendiri sekaligus CEO. Sedangkan Tokopedia langsung mendatangkan William Tanuwijaya, CEO sekaligus pendirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antoine de Carbonnel memberikan penekanan pada pentingnya customer/user experience sebagai salah satu aspek yang mampu mendorong laju startup.
"Speed, speed, speed, that's what Nadiem always told to us," ujar Antoine. Ungkapan tersebut ia maksudkan bahwa kecepatan dan ketepatan dalam menawarkan jasa merupakan yang terpenting dalam memberikan pengalaman yang terbaik bagi konsumen.
Sedangkan William Tanuwijaya memberikan pesan, perusahaan-perusahaan rintisan yang masih berstatus underdog tak perlu berkecil hati. Karena ia pun pernah merasakannya pada masa-masa awal mendirikan Tokopedia.
"The underdogs could get through to become the status quo," kata William. Ia berpesan bahwa menjaga visi dan misi perusahaan lebih penting dibanding mencari pendanaan dengan jumlah besar.
Acara ini turut dihadiri startup-startup dari berbagai bidang seperti Tees.co.id (customized fashion), Qraved (kuliner), Cashlez (fintech), MBDC (entertainment), hingga EV Hive (co-working space).
Diharapkan, para startup-startup tersebut mampu mengikuti jejak GO-JEK dan Tokopedia untuk mendapatkan status Unicorn di masa mendatang. Unicorn sendiri adalah istilah untuk startup yang valuasinya sudah lebih dari USD 1 miliar. (rou/rou)