Adalah peneliti dari Black Dog Institute, Sydney yang baru-baru ini mengujicoba sebuah aplikasi ponsel baru untuk membantu mengatasi insomnia pada remaja, termasuk memperbaiki pola tidur mereka dan mencegah gangguan mental yang berkaitan dengan masalah tidur pada remaja.
Aplikasi yang diberi nama The Sleep Ninja ini berbentuk chat dan dirancang untuk memberikan tips ringkas dalam memperbaiki pola tidur pada remaja. Sasaran utamanya adalah mereka yang berusia 12-16 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, terapi atau pengobatan untuk kondisi ini tidak dapat diakses dengan mudah. "Dengan gadget, kami mengembangkan sesuatu yang dapat diakses dengan mudah untuk generasi muda," lanjutnya.
Ditambahkan psikiater anak dan remaja, Dr Philip Tam, remaja cenderung mengalami fenomena yang disebut FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan update, sehingga mereka enggan mematikan atau bahkan berjauhan dengan ponselnya.
Menanggapi aplikasi bikinan Black Dog, Tam mengatakan metode ini memiliki tingkat efektivitas yang signifikan, akan tetapi mekanisme pencegahan kecanduan gadget pada remaja sebaiknya dimulai sejak masih duduk di bangku TK (taman kanak-kanak).
"Karena ketika Anda dihadapkan pada remaja dengan kebiasaan tidur dan penggunaan media sosial yang tidak sehat, maka sudah sulit untuk mengubah kebiasaan itu," tuturnya.
Apalagi pada dasarnya media sosial diciptakan untuk memfasilitasi percakapan tanpa henti dari para penggunanya. "Kita masuk ke dalam sebuah kondisi psikis di mana kita selalu berada dalam sebuah percakapan dan kita tak mau keluar sana, semacam terjebak," jelasnya.
Ironisnya, anak-anak pun sudah bisa mengalami kecanduan gadget jika tidak segera diantisipasi sejak awal. Begini dampak kecanduan gadget pada anak-anak di mata psikolog. (lll/rou)