Demikian dikatakan oleh Pemimpin Redaksi Detikcom, Iin Yumiyanti di acara d'Youthizen yang berlangsung di hotel Grand Tjokro, Yogyakarta, dan berbondong-bondong dihadiri anak muda. Sebagai media online berpengaruh, Detikcom pun selalu berusaha menyuarakan hal-hal yang positif.
"Banyak idiom, bad news is news. Tahun ini kita fokus good news is news. Berita baik juga berita," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu tak ketinggalan melakukan kontrol sosial. Misalnya saat terjadi kekerasan di kampus, maka langsung dikawal agar kasus semacam itu tidak terulang lagi. Kemudian dalam soal menangkal berita hoax yang belakangan banyak bertebaran, detikcom sudah punya rubrik hoax or not dengan melakukan investigasi berita yang tak jelas kebenaranya.
"Teman-teman di Jogja masih ingat soal dosen gaib? Dosen gaib bukan namanya gaib ya. Beritanya ramai menjadi urban legend. Kemudian detikcom mewawancarai humas dan ternyata itu hoax," demikian ia memberi contoh.
Detikcom juga selalu berupaya memberikan informasi yang cepat dan akurat. Dengan page views rata-rata 70 juta, Detikcom pun mengemban tanggung jawab besar dan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk gerakan kebaikan.
Selain itu sebagai media, Detikcom juga menjunjung tinggi independensi. Di sisi lain, Detikcom berencana akan lebih banyak mengangkat berita menarik dari daerah seperti Yogyakarya.
"Di Yogya, banyak gerakan gerakan komunitas yang menasional. Kita ingin berita di Yogya akan kita bawa lebih banyak ke nasional. Mahasiswa di Yogya juga bisa magang di detikcom. Banyak anak magang di detikcom, ketika lulus jadi awak detikcom," tambah wanita yang akrab disapa Mbak Iin ini.
(sip/yud)











































