Parkir liar yang marak terjadi di sejumlah ruas jalan, terutama dekat pusat perbelanjaan seolah menjadi wajah sehari-hari di perkotaan, terutama di Jakarta. Karena parkir yang sembarangan itu, tak terelakkan lagi jika ruas jalan harus terpangkas sehingga menyebakan kemacetan.
Hal ini dibenarkan oleh perwakilan dari Dinas Perhubungan (Dishub), Marulitua Sijabat. "Permasalahan kemacetan di Jakarta ini salah satunya adalah parkiran. Terutama saat ini kita lihat banyaknya ojek online yang parkir tidak semestinya. Nah, inilah yang seharusnya kita carikan solusinya," tutur Marulitua di sela-sela konferensi pers Parkiran di Tanamera Coffee, Jakarta, Kamis (26/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembesut aplikasi Parkiran, Hatta Afkar, mengatakan bahwa pihaknya akan merasa senang bekerjasama dengan Dishub terkait parkir liat dan ojek online yang mangkal sembarangan di pinggir jalan.
![]() |
"Jadi, sebenarnya kami ini mau kolaborasi dengan Dishub. Kami mau membantu pemerintah mengatasi kemacetan. Mitra-mitra kami, dalam hal ini pemilik lahan parkir, bisa dipakai oleh driver online. Dengan begitu, mereka tak perlu menunggu di pinggir jalan," terang Hatta di kesempatan yang sama.
Karenanya, seharusnya menurut Hatta dan Marulitua, ide tersebut bisa didiskusikan bersama dengan orang yang bersangkutan, yakni pemilik aplikasi ojek online, seperti Go-Jek. Tapi sayang, CEO Go-Jek Nadiem Makarim tidak bisa hadir dalam konferensi pers.
Saat ini aplikasi Parkiran baru tersedia untuk perangkat Android. Diterangkan Hatta, Parkiran baru bekerjasama dengan 25 mitra parkir yang tersebar di Jabodetabek. Ke depannya, pihaknya ingin segera tancap gas memperluas mitra parkir dengan target 25 parkiran baru tiap bulannya.
Dengan aplikasi Parkiran, pengguna diklaim bisa menemukan tempat parkir secara mudah. Tak hanya mengetahui apakah ada lahan parkir yang kosong, aplikasi juga memberikan gambaran berapa harga per jamnya. (mag/fyk)