"Kita sudah ada Qlue untuk pelaporan warga soal sampah, jalan rusak dan lain-lain. Transportasi pun sudah ada. Selanjutnya yang kita cari sekarang mungkin untuk bidang kesehatan," kata Unit Pelaksana Tugas Jakarta Smart City Setiaji di Jakarta Smart City Lounge, Balai Kota DKI Jakarta.
"Untuk medical record dan kami juga membuka informasi tempat tidur yang kosong di setiap rumah sakit. Jadi ketika ada yang perlu rawat inap itu bisa tahu di rumah sakit mana yang tersedia," jelas Setiaji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ingin kita kumpulkan datanya, yang mana harus ada sensor-sensor di setiap gedung. Untuk gedung yang menerapkan konsep green building nantinya akan diberi insentif, bisa berupa pemotongan pajak bangunan atau kemudahan izin mendirikan bangunan," terangnya.
UPT Jakarta Smart City Setiaji (Kiri, jaket hitam/foto: Rachmatunnisa/detikINET) |
Menurut Setiaji aplikasi smart city tak terbatas pada bidang tertentu. Yang terpenting, aplikasi tersebut bisa menyelesaikan masalah di perkotaan dan membuat sebuah kota menjadi lebih efisien.
"Makanya kita buka data-data, kita punya API yang bisa diakses di jakarta.go.id, boleh dieksplore untuk bahan developer aplikasi mau bikin apa. Silakan dimanfaatkan," tantangnya.
Saat ini sudah ada sembilan aplikasi yang menjadi aplikasi resmi Jakarta Smart City. Sembilan aplikasi itu adalah Qlue untuk laporan warga, Qraved untuk 'Smart PKL', Ruang Guru untuk online test, Berita Jakarta, IJakarta untuk perpustakaan digital, Waze untuk info lalu lintas, APAJA untuk bus kota, CROP untuk respon laporan warga, dan terakhir adalah aplikasi Ragunan Zoo.
Sebuah kota pintar setidaknya memiliki 6 indikator, yakni smart governance (pemerintahan transparan, informatif dan responsif), smart economy dalam menumbuhkan produktivitas kewirausahaan dan inovasi, smart people untuk meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak, smart mobility untuk membangun sistem transportasi dan infrastruktur, smart environment dalam manajemen sumber daya alam ramah lingkungan dan smart living untuk mewujudkan kota sehat dan layak huni.
Setiaji juga berharap masyarakat Jakarta semakin memanfaatkan teknologi untuk pelaporan dan menggarap informasi melalui gadget, serta ingin meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memberikan kritik dan saran secara mudah kapanpun dan di mana pun.
"Aplikasi Qlue itu sangat efektif. Kita dapat laporan langsung dari warga, aparat juga langsung bekerja dan prosesnya bisa dipantau. Ke depan kita harapkan lebih banyak warga yang memanfaatkannya," sebut Setiaji. (rns/fyk)
UPT Jakarta Smart City Setiaji (Kiri, jaket hitam/foto: Rachmatunnisa/detikINET)