Cagub nomor urut tiga yang cukup aktif berjejaring sosial di Twitter dan Instagram ini mengatakan, fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia.
Bahkan dikatakannya, majalah asing seperti Time memajang isu ini di cover majalahnya. Ini memperlihatkan, internet selain untuk berjejaring sosial, juga sangat mungkin menjadi tempat untuk mengungkapkan ekspresi kebencian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bahkan mengajak netizen Indonesia, harus merespons hal ini secara dewasa. Anies sendiri mengaku sering membaca beragam komentar followernya di media sosial (medsos), mulai dari yang mendukung, memuji hingga mencibir.
Meski tak semuanya dibacanya, namun ada beberapa komentar diresponsnya. Kadang, Anies juga tak sungkan membalas komentar meski bernada miring. Dia berusaha tidak membalasnya dengan kemarahan. Pasalnya, Anies tidak bisa membalas semua komentar mengingat waktunya yang terbatas karena sedang sibuk berkampanye. (jsn/rns)