Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Uber Mau Hapus 'Tarif Petir' di Indonesia, Tapi..

Uber Mau Hapus 'Tarif Petir' di Indonesia, Tapi..


Adi Fida Rahman - detikInet

Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Uber telah menghapus surge price di Amerika Serikat dan India. Lantas kapan hal serupa dilakukan di Indonesia?

Pertanyaan tersebut pun coba detikINET sampaikan ke General Manager Uber Southeast Asia Chan Park saat ditemui di kantornya di Plaza UOB, Jakarta, Kamis (28/7/2016). "Segera diterapkan di sini (Indonesia,-red)," katanya.

Chan menjelaskan dihapuskan surge price yang kerap digambarkan dengan ikon petir ini karena ingin memberikan transparansi kepada pengguna. Ini juga bagian dari aspirasi pengguna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yang mengirim feedback untuk memberlakukan tarif yang lebih pasti. Demi kenyamanan pengguna, kami menghapuskan surge price," papar Chan.

Untuk diketahui meski menghilangkan 'tarif petir', bukan berarti pengguna tak bakal mendapatkan kenaikan tarif saat jam sibuk. Uber menerapkan upfront fare yang mengusung metode yang nyaris sama.

Bedanya, ketika surge price hanya memberikan notifikasi berupa angka pengali dari tarif reguler, maka upfront terang-terangan menginformasikan tarif yang harus dibayar pengguna.

Singkatnya, ketika pengguna kena surge price, ia harus membayar tarif reguler dikali kenaikan. Sedangkan upfront fare akan langsung memberitahu tarif yang harus dibayar.

"Ketika tarif naik karena permintaan meningkat, bukan ikon petir dan pop-up di layar yang akan muncul. Tapi pengguna akan langsung diinformasikan tarif sebenarnya yang harus mereka bayar," jelas pihak Uber kala itu.

"Tak ada lagi hitung-hitungan ribet dan tarif mengejutkan. Pengguna hanya tinggal duduk dan menikmati perjalanan," pungkas mereka. (afr/rou)







Hide Ads
LIVE