Hal tersebut diutarakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan saat membuka gelaran Hackathon Indonesia Android Kejar di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Dikatakannya, pemerintah membutuhkan pada developer untuk meningkatkan ekspektasi kualitas pendidikan pada masyarakat. Selain itu membantu proses interaksi dan membuat informasi lebih berguna dan termanfaatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendikbud pun berharap lewat Hackathon ini akan muncul aplikasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas, mulai dari urusan proses belajar mengajar hingga soal anggaran pendidikan. Sehingga nantinya makin banyak interaksi yang akan muncul berkat aplikasi tersebut.
"Ini adalah kesempatan bagi anak bangsa untuk memunculkan aplikasi yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan," tutur Anies.
![]() |
Hackathon Indonesia Android Kejar berlangsung selama dua hari (25-26/5/2016) di Kemendikbud. Kegiatan ini diikuti 132 partisipan yang terbagi menjadi 31 kelompok dengan 2-4 orang anggota.
Kelompok tersebut tersaring dari 2.500 peserta. Mereka sebelumnya telah mengikuti workshop Indonesia Android Kejar di lima kota, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
Selama kegiatan Hackathon berlangsung, partisipan akan mendapatkan pengajaran dan bimbingan. Selain itu mereka dapat berkonsultasi langsung dengan para ahli dari industri digital dan informasi teknologi khususnya aplikasi.
Kelompok yang berhasil mendapat predikat terbaik akan mendapat sejumlah hadiah. Selain itu mereka akan mendapat tambahan mentoring secara eksklusif dari Google Indonesia. (afr/ash)












































