Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Go-Jek, Grab dan Uber Saling Pepet

Go-Jek, Grab dan Uber Saling Pepet


Ardhi Suryadhi - detikInet

Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Ibarat angkutan kota di jalan raya β€” Uber, Go-Jek dan Grab β€” sudah memiliki persaingan yang kian sengit. 'Trayek' mereka tak lagi berbeda, sehingga saling pepet pun tak bisa dihindarkan.

Tentu saja, saling pepet di sini bukan dalam konteks sebenarnya yang berarti negatif. Namun cuma ingin menggambarkan soal persaingan ketiga layanan transportasi online itu yang kini tak lagi memiliki pembatas.

Dulu, dengan bermodal nama besarnya di Amerika Serikat, Uber datang ke Indonesia untuk menawarkan layanan transportasi berbasis aplikasi yang memanfaatkan armada mobil pribadi atau rental.Β Β Β Β  Β 

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bukan taksi, kami adalah perusahaan teknologi," tegas Uber yang harus berkali-kali mengedukasi publik tentang perusahaannya saat baru pertama hadir di Indonesia.

Pun demikian, eksistensi Uber bukan tanpa rintangan. Demo besar-besaran dari para sopir taksi dan angkutan umum lain menggoyang mereka. Sampai akhirnya Uber dipaksa untuk mengikuti aturan main di Indonesia, seperti memiliki Badan Usaha Tetap (BUT) dan mengikuti KIR untuk setiap armadanya.

Meski demikian, hal tersebut nyatanya tak lantas membuat Uber ciut. Mereka malah kian mengembangkan sayap bisnisnya dengan merilis ojek online bernama UberMotor.

Adapun cara menggunakan layanan ini sama seperti menggunakan UberX dan Uber Black, yakni dengan memilih opsi UberMotor, dan memasukkan lokasi penjemputan dan metode pembayaran, lalu konfirmasi pemesanan. Aplikasi nantinya akan langsung menampilkan rincian pengemudi berupa nama, foto dan keterangan tentang sepeda motornya.

Kehadiran UberMotor di Jakarta sejatinya sudah bisa diprediksi. Sebelumnya, layanan ini dihadirkan Uber sebagai pilot project di Bangkok, Thailand, kemudian merambah ke India.

Dengan ojek onlinenya yang sudah resmi mengaspal di jalanan Jakarta, maka Uber secara terbuka mengibarkan bendera persaingan dengan dua penguasa ojek online yang sudah lebih dulu eksis, Go-Jek dan GrabBike besutan Grab.

Go-Jek pun tak tinggal diam. Dalam waktu yang tak lama, perusahaan yang digawangi oleh Nadiem Makarim ini pun meluncurkan Go-Car, layanan transportasi online dengan armada mobil versi Go-Jek.

"Pesan mobil pribadi di sekitar Jakarta dengan fungsi yang mirip dengan Go-Ride," demikian dikutip detikINET dari laman Google Play Store Go-Jek.

Jadi singkatnya, ketika Uber mulai memasuki wilayah bisnis Go-Jek. Di waktu yang hampir bersamaan, Go-Jek juga punya layanan baru untuk mengusik bisnis utama Uber.
Β  Β 
Nah, pemain lain yang terkait trisula persaingan ini adalah Grab. Namun sedikit berbeda dengan Go-Jek dan Uber, Grab sejatinya sudah dari jauh-jauh hari terjun ke layanan transportasi online motor (GrabBike) dan mobil (GrabCar).

Bahkan, perusahaan asal Malaysia ini masih punya amunisi lain dalam wujud GrabTaxi yang sejatinya menjadi akar bisnis mereka. Tapi memang, di Indonesia, layanan Grab yang lebih populer adalah GrabBike dan GrabCar β€” yang juga sempat jadi sasaran demo sopir taksi seperti Uber.

Namun dengan kehadiran duet Uber dan UberMotor serta Go-Jek dan Go-Car, sepertinya GrabBike dan GrabCar tak bisa pula berleha-leha dalam mengejar setoran.

Kini, patut dinanti bagaimana persaingan ketiga perusahaan transportasi berbasis aplikasi ini dalam merayu pelanggan. Semoga saja mereka benar-benar menjadi solusi alternatif bagi layanan transportasi Indonesia.

(ash/rns)







Hide Ads