GoPro berkilah bahwa PHK itu perlu dilakukan karena mereka sedang mencoba membuat produk di kategori lain. Selama tahun 2015, jumlah pegawai GoPro tercatat bertambah 1.500 orang atau sekitar 50% dari jumlah pegawainya.
Meski belum secara resmi merilis laporan keuangan untuk Q4 2015, GoPro sudah memperingatkan para investor soal lemahnya penjualan kamera aksi buatannya itu. GoPro lantas menurunkan perkiraan dalam laporan keuangannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka tersebut hanya merepresentasikan sekitar 70% dari pemasukan mereka di Q4 2014, yang menghasilkan pemasukan sebesar USD 633,9 juta. Para analis sebelumnya sempat memproyeksikan bahwa pemasukan GoPro di Q4 2015 akan mendekati angka USD 690 juta.
Ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab penurunan tersebut. Alasan terbesar kemungkinan adalah GoPro belum merilis produk flagship sejak Oktober 2014 lalu, dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (14/1/2016).
Saat itu GoPro merilis dua kamera aksi jagoannya, yaitu Hero 4 Black dan Hero 4 Silver. Keduanya sangat laris terjual selama musim liburan 2014, sekitar 2,4 juta unit terjual dalam kuartal tersebut.
Sementara pada tahun 2015, mereka hanya merilis sebuah produk, yaitu Hero 4 Session. Produk yang seharusnya menjadi kamera murah GoPro itu dijual dengan harga yang terbilang tinggi, seperti yang diakui oleh CEO GoPro Nick Woodman -- meski kemudian GoPro mendiskon harga kamera tersebut.
(asj/ash)