Presiden Joko Widodo dinilai punya perhatian lebih terhadap industri ekonomi digital. Jadi, para stakeholder di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia pun harus bisa menangkap pesan ini. Jangan cuma memikirkan jualan.
Menurut Menkominfo Rudiantara, TIK itu tidak lagi bisa dianggap sebagai produk akhir (end product) melainkan harus bisa diposisikan sebagai enabler terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kalau TIK dianggap cuma sebagai end product maka kita akan berakhir seperti jadi pedagang. Tapi kalau kita berpikir TIK sebagai enabler pertumbuhan ekonomi maka kita akan terus membuat nilai tambah dari TIK yang kita bangun," jelas Rudiantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revolusi Mental di bidang TIK ini, lanjut menteri, seiring dengan visi dari Presiden Jokowi yang sangat perhatian dengan ekonomi digital Indonesia.
"Jadi mumpung bos kita, Presiden Jokowi, beberapa statement-nya di media selalu bicara tentang digital economy. Saya beberapa kali dipanggil tentang kasus Pak Indar (Atmanto, mantan Dirut IM2-red.) dan presiden juga pernah membatalkan kunjungannya ke Boyolali untuk membicarakan terkait IM2," ungkap Rudiantara.
"Pak Jokowi bilang, 'Pak menteri kalau kita tak bereskan ini maka akan mengganggu rencana menjadi digital economy'. Jadi mumpung presiden, pemimpin kita arahnya ke sana (ekonomi digital). Kalau kita tidak memanfaatkan maka akan kembali ke yang lama. Maka saya bicara ke teman-teman, mumpung, mumpung, mumpung ada momentumnya," pungkasnya.
(ash/fyk)