Bagai dua sisi mata pisau, media sosial (medsos) bisa dimanfaatkan secara positif maupun negatif. Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desember 2015 mendatang, para pengguna medsos ingin ikut ambil bagian memberikan pengamanan.
Tekad ini dideklarasikan bersama-sama pada Selasa (27/10/2015), dalam diskusi bertajuk 'Peran Media Sosial dalam Menyukseskan Pilkada Serentak yang Damai dan Berkulitas'.
Bertempat di Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta, kegiatan yang diprakarsai Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi ini menghadirkan sejumlah narasumber untuk berdiskusi dan menandatangani spanduk deklarasi bersama 219 pengguna media sosial lainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilkada adalah kompetisi, namun di dalamnya ada peluang kolaborasi antar pengguna media sosial dalam menjaga perdamaian dan meningkatkan kualitasnya," ujar Hariqo melalui keterangan yang diterima detikINET, Jumat (30/10/2015).
"Fitnah dan kampanye hitam itu merusak Sumpah Pemuda, merubuhkan NKRI. Pelaku kampanye hitam sama dengan pembakar hutan yang menjadikan udara kotor dan bisa membunuh cinta," tambah alumnus Pascasarjana Jurusan Diplomasi Universitas Paramadina ini.
Marbawi dari Inspire, menjelaskan bahwa apa yang sudah disampaikan di medsos tidak dapat ditarik kembali. "Prinsip komunikasi adalah irreversible, apa yang kita ucapkan tidak dapat ditarik kembali, maka berhati-hatilah menyampaikan sesuatu di media sosial," sarannya.
Sementara itu digital strategist Noudhy Valdryno berpesan kepada seluruh tim medsos calon kepala daerah agar fokus menyampaikan potensi, prestasi, visi misi dan kelebihan yang dimiliki kandidatnya.
"Pelajari sedalam mungkin kandidat kita, sampaikan kepada pemilih", ujar pemuda 23 tahun ini.
Β
Narasumber lainnya, blogger senior Enda Nasution punya nasihat menarik agar pengguna medsos justru tidak membenci para haters di media sosial. "Haters itu bisa jadi lovers, tergantung kita menghadapinyaβ, jelas pria yang didapuk sebagai bapak blogger Indonesia ini.
Adapun isi deklarasi pengguna medsos Indonesia menyambut Pilkada serentak Desember 2015 mendatang itu yakni siap membantu dan berkolaborasi dalam:
1. menyebarluaskan konten positif dan optimis
2. melawan fitnah dan kampanye hitam
3. meningkatkan partisipasi warga dalam pilkada serentak pada Desember 2015
4. membela kepentingan nasional NKRI
5. menyukseskan pilkada serentak yang damai dan berkualitas.Β
Β
Tak cuma pengguna medsos saja yang ingin mengamankan Pilkada, pun demikian dengan Tedjo Asmara, ajudan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Di sela waktu senggangnya saat ditinggal menteri ke Silicon Valley, ia bersama teman-teman lamanya di kepolisian, berkumpul untuk membahas pengawalan Pilkada.
Komitmen untuk tetap Samapta dalam pelaksanaan tugas sebagai anggota Polri dan mendukung Pilkada dituangkan dalam bentuk kegiatan positif dalam acara temu alumni Diktukpa Polri Digrek ke-32 tahun 2005 yang dihadiri 300 orang.
Selain membahas soal pengamanan Pilkada, acara pertemuan Alumni Regada di Hotel Mercure, Ancol, itu juga jadi ajang sosial untuk penggalangan dana bagi rekan-rekan yang sakit maupun ditinggal keluarganya. Ajang ini, kata Tedjo, bagus untuk memupuk kebersamaan agar tetap solid dan profesional dalam bertugas.