Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Jokowi ke Silicon Valley
Mewujudkan Mimpi Jadi Jawara Ekonomi Digital
Jokowi ke Silicon Valley

Mewujudkan Mimpi Jadi Jawara Ekonomi Digital


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara optimistis Indonesia bisa menjadi jawara ekonomi digital di Asia Pasifik melalui e-commerce. Menurutnya, itu bagaikan sebuah mimpi, tapi masih realistis untuk diwujudkan.

"Rencana untuk menjadi the larget digital economy in the region ini akan kami sampaikan di Silicon Valley," kata Rudiantara yang saat itu ditemani Donald Wihardja dari Convergence Ventures dan Yansen Kamto, Chief Executive Kibar Kreasi Indonesia.

Mengunjungi kawasan teknologi Silicon Valley merupakan salah satu agenda dalam lawatan rombongan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Amerika Serikat. Tim yang dipimpin Menkominfo, nantinya akan lebih banyak mengurusi pertemuan dengan para petinggi teknologi di negeri Paman Sam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menjadi jawara ekonomi digital itu, Rudiantara pun telah menggandeng sejumlah teknopreneur, startup unicorn, hingga para investor. Ia percaya, dalam lima tahun ke depan, industri e-commerce di Indonesia bisa tumbuh sepuluh kali lipat dari nilai bisnis saat ini, jika didukung oleh seribu teknopreneur.

"Di tahun 2020 kita bisa berharap, e-commerce yang tahun lalu USD 12 miliar bisa sepuluh kali lipat menjadi USD 130 miliar asalkan kita disiplin menerapkan roadmap e-commerce," kata menteri yang biasa akrab disapa Chief RA.

Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah menurut Rudiantara tak bisa jalan sendirian. Tapi harus beramai-ramai dengan industri yang menjadi ujung tombak e-commerce itu sendiri.

"Angka USD 130 miliar itu dari mana? Kita coba ikuti trajektori Tiongkok yang tahun lalu dapat USD 420 miliar dari e-commerce. Persiapan mereka sudah sejak 4-5 tahun lalu. Sedangkan kita baru mulai sekarang," kata menteri.

"Ini sebuah mimpi, tapi realistis. Untuk menerapkan ini kita butuh teknopreneur, inkubator, mentor, pendanaan apakah itu dari venture capital atau dari angel investor."

"Kita ajak semua teman di sini untuk berhitung, berapa yang dibutuhkan untuk mencapai seribu teknopreneur, berapa pendanaannya, berapa meter persegi ruangan yang dibutuhkan untuk infrastruktur karena inkubator startup kan butuh tempat. Kita siapkan semua," papar Rudiantara.

1.000 Teknopreneur

Rencana menteri untuk menciptakan 1.000 teknopreneur disambut baik oleh Donald Wihardja selaku investor dari Convergence Ventures dan Yansen Kamto, Chief Executive Kibar Kreasi Indonesia yang merupakan inkubator startup lokal.

Mereka berdua punya kekhwatiran yang sama, karena Indonesia selama ini hanya dijadikan pasar bagi kebanyakan produk teknologi dari seluruh dunia. Kondisi itu membuat para pelaku startup teknologi di Indonesia merasa prihatin dan berinisiatif untuk menggerakkan kebangkitan startup Indonesia.



"Indonesia selama ini cuma dikenal sebagai market dan cuma potensi, potensi, potensi saja. Kita sekarang nggak cuma mau jadi pasar, kita mau jadi player. Jadi positioning kita sama sekarang," kata Yansen.

Untuk menuju ke sana, ia punya mimpi menjadikan Indonesia sebagai lokasi lahirnya startup berkualitas. Ia menyebutkan program ini bakalan melahirkan lebih dari 1.000 startup yang nantinya akan jadi teknopreneur seperti Nadiem Makarim pendiri Go-jek, misalnya.

β€œTargetnya 1.000 startup itu total di tahun 2020. Kita maunya setiap tahun bakalan ada 200 startup berkualitas lewat proses inkubasi dan pendampingan yang tepat supaya bisa berkembang dengan baik,” kata Yansen.

Lebih lanjut, ia dan rekan-rekannya sudah menyiapkan teknis pelaksanaan supaya programnya dalam membidani 1.000 startup Indonesia di tahun 2020 tersebut. Pengembangan tersebut bakalan dilakukan secara terpadu mulai dari dasar (grassroot) hingga rampung.

β€œKita akan tampung 8.000 ide mentah, terus kita akan lakukan workshop supaya idenya terealisasi di hands-on. Habis itu kita akan buatkan hackathon biar mereka membentuk tim dengan hasil produk setengah jadi, lalu pendampingan terus sampai jadi dan siap dilepas ke publik sampai dapat pendanaan dan berkembang,” imbuh Yansen.

Mimpi besar Yansen itu ternyata sudah dikomunikasikan dengan beberapa inkubator lokal lain yang juga peduli terhadap kondisi industri teknologi Indonesia yang terjajah produk asing. Bahkan, pemerintah disebutkan telah memberikan dukungan terhadap rencana 1.000 startup Indonesia di 2020 itu.

β€œKita maunya ada perubahan di industri startup Indonesia. Selama ini kita cuma dianggap pasar saja, padahal kita punya potensi yang lebih besar dari sekadar jadi pasar produk perusahaan global. Sekarang waktunya kita jadi produsen,” pungkasnya.

(rou/rou)





Hide Ads