Setidaknya itu hasil dari penelitian Sigma Research Indonesia dalam Laporan Studi Perilaku Belanja Ibu dengan Anak di Bawah Dua Tahun atau Moms and Baby Survey (MBS 2015) yang ada di situsnya.
Studi ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di 17 perkotaan di Indonesia, melalui riset deskriptif secara kuantitatif melalui kuesioner terstruktur dan wawancara tatap muka (face to face interview) pada 800 orang ibu yang memiliki anak di bawah usia dua tahun dari kelompok pengeluaran kelas SES ABC.
Studi yang dilakukan tidak hanya sekedar survei produk, tetapi Sigma Research juga menggali perilaku belanja para ibu Baduta tersebut.
Selain temuan-temuan di atas, penelitian yang dilakukan Sigma Research juga mengungkapkan tentang besar pasar (market size), market leader, dan brand share dari produk bayi dan anak yang ada di pasaran. Hasil lengkap studi memiliki MoE (margin of error) Β±4,9%.
"Tujuan kami melakukan studi ini adalah untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang perilaku ibu yang memiliki bayi dan anak di bawah usia dua tahun, baik dari sisi demografi dan perilaku, kepada pengelola merek yang menyasar segmen bayi dan anak di bawah usia dua tahun," kata Direktur Sigma Research Indonesia, Nurjannah Andi Lemmung di Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Diungkapkannya, penggunaan internet dalam memperoleh informasi oleh para Ibu Baduta di Indonesia juga sudah menjadi hal yang lumrah dan cukup tinggi frekuensi penggunaannya.
Perangkat smartphone, laptop dan tablet merupakan tiga gadget yang paling populer dan dipakai oleh Ibu Baduta. Kepemilikan smartphone paling tinggi, di mana 84,4% Ibu Baduta memilikinya.
Akun media sosial yang paling populer dan digunakan Ibu Baduta adalah Facebook, dimana hampir seluruh Ibu Baduta menggunakan Facebook.Kepemilikan akun Facebook terlihat paling populer pada Ibu Baduta di wilayah Jawa. Akun media sosial lain yang juga populer dan digunakan Ibu Baduta adalah Twitter, Path dan Google+
Dalam mencari informasi tentang suatu produk, Ibu Baduta lebih mempercayai informasi dan saran yang diberikan oleh anggota keluarga, teman, atau orang terdekat dibanding media.
Sumber informasi kedua yang digunakan dan dipercaya Ibu Baduta adalah informasi produk yang didapat melalui media online, ketiga media tradisional, yaitu televisi, koran, radio, majalah, dan tabloid.
Sumber informasi terakhir yang digunakan para Ibu Baduta adalah referensi dari dokter maupun tenaga medis lainnya. Informasi dan referensi yang didapat dari tenaga medis atau dokter persentasenya termasuk kecil, yaitu hanya 6,5%.
Dalam survei terlihat untuk besarnya pasar produk delapan kategori bagi Baduta yakni mencapai Rp 89,5 triliun. Pasar terbesar adalah produk susu formula sebesar Rp 24,49 triliun atau 27,3%, disusul produk diaper 13,4% dan pakaian bayi/anak yang mencapai 11,4%.
Rata-rata anggaran Ibu Baduta dalam berbelanja kebutuhan dan perlengkapan bayi di baby shop maupun di department store berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 300.000 per bulan.
Kisaran anggaran tersebut lebih terlihat pada Ibu Baduta yang tidak bekerja dan Ibu Baduta dengan perekonomian menengah ke bawah. Sedangkan untuk Ibu Baduta bekerja dan Ibu Baduta dengan perekonomian menengah ke atas, anggaran belanja kebutuhan dan perlengkapan bayinya hingga di atas Rp 400.000 perbulan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan angka kelahiran bayi di Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 4.880.951. BPS juga mengestimasikan angka kelahiran bayi akan meningkat sebesar 1,49% setiap tahunnya.
(rou/rou)