Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Teknologi Bisa Minimalisir Kerugian Bencana

Teknologi Bisa Minimalisir Kerugian Bencana


Adi Fida Rahman - detikInet

Made Sudharma (adi/detikINET)
Jakarta - Teknologi memang tidak dapat mencegah terjadinya bencana. Tapi dengan adanya teknologi setidaknya dapat meminimalisir kerugian yang ditimbulkan, mulai dari materi hingga korban jiwa.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh Fujistu Indonesia saat menerapkan Disaster Information Managemen System (DIMS) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Fujitsu membangun DIMS sebagai sebuah sistem berbagi informasi bencana partisipatif. Bisa dikatakan sistem ini dari dan untuk masyarakat. Jadi masyarakat diminta untuk berpatisipasi mengirimkan informasi ataupun foto kondisi bencana yang terjadi di sekitarnya lewat perangkat smartphone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari semua data yang diterima kemudian diolah menjadi informasi baru berupa peringatan bencana. Informasi tersebut akan dikirimkan secara langsung tanpa jeda waktu ke seluruh perangkat," ujar Made Sudharma, Country Head Application Service Fujitsu Indonesia di Bandung.

Adanya peringatan tersebut, kata Made, dapat mengurangi dampak kerugian dari sebuah bencana. Selain itu dapat memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam mendukung upaya pencegahan dan mitigasi bencana.



Terkait hal tersebut, Fujistu turut menggarap River Information System. Solusi ini membantu Dinas PU memantau ketinggian empat sungai di Jakarta. "Tiap menitnya update informasi ketinggian sungai akan diterima pihak Dinas PU."

"Bila ketinggian sungai mulai menunjukkan angka di atas batas normal. Pihak Dinas PU akan mengirimkan informasi tersebut ke BPBD sehingga dapat mulai mengantisipasi bencana," jelas Made.

Lebih lanjut pria berdarah Bali ini mengatakan bila membahas mengenai life cycle disaster management itu sangatlah luas. Nah apa yang sudah dibahas di atas baru sebagian kecilnya.

Jika berbicara tentang predisaster, bagaimana mengedukasi masyarkat bila terjadi bencana. Proses edukasi ini sendiri membutuhkan infrastruktur IT untuk bisa melakukan desiminasi yang cepat.

"Jadi kalo terjadi bencana, tidak perlu mengumpulkan orang dalam satu tempat. Cukup menggunakan internet setiap orang mendapatkan informasi. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut ICT harus menjadi media atau yang memfasilitasi, sementara pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab," jelas Made.

Saat terjadi bencana, pemerintah dapat mengetahui terjadi apa, berapa banyak korban dan bagaimana mendistribusikan bantuan yang tepat untuk daerah tersebut. Hal tersebut dibutuhkan pengembangan sistem.

Selanjutnya ada fase recovery atau restructuring. Jadi proses rekontruksi akan menjadi tahapan yang lain lagi. Misalnya suatu daerah terjadi bencana. Seberapakah kerugian di daerah tersebut sehingga berapa besar pemerintah harus mengalokasikan dana. Jadi untuk bisa menghitung kerugian itu, butuh pula dibuat sistem.

"Butuh sistem yang akurat sehingga pemerintah dapat mengkalkulasi dengan cepat sehingga bantuan lekas tersalurkan. Proses restructuring pun dapat dilakukan dengan cepat dan tepat," pungkas Made.

(rou/rou)







Hide Ads