Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Jusuf Kalla Sampai Ridwan Kamil Bicara Konsep Ideal Smart City

Jusuf Kalla Sampai Ridwan Kamil Bicara Konsep Ideal Smart City


- detikInet

Jusuf Kalla
Jakarta -

Adopsi smart city alias kota cerdas bisa membuat Indonesia makin maju. Bagaimana konsep idealnya menurut Wapres Jusuf Kalla, Menkominfo Rudiantara, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, hingga Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini?

Ditemui dalam berbagai kesempatan, sejumlah sosok penting di negeri ini angkat bicara soal kesiapan Indonesia dan kota-kotanya dalam mengadopsi smart city.

Wapres Jusuf Kalla

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut JK, sejumlah kriteria minimum sebuah kehidupan kota bisa dikatakan nyaman apabila terdapat ruang hijau terbuka, sistem transportasi yang memadai, tempat tinggal yang nyaman serta lingkungan yang aman dan bersahabat.

Terdapat delapan atribut yang akan diterapkan dalam konsep smart city di kota dan kabupaten Indonesia. Delapan atribut tersebut nantinya dapat menjadi indikator untuk melihat suksesnya implementasi smart city yang dicanangkan.

Delapan indikator dalam konsep smart city tersebut, antara lain smart development planning, smart green open space, smart transportation, smart waste management, smart water management, smart building, dan smart energy.

Menkominfo Rudiantara

Sementara menurut Menkominfo Rudiantara, salah satu esensi paling dasar dari smart city adalah infrastruktur telekomunikasi. Di atas infrastruktur itulah aplikasi-aplikasi mendukung smart city berjalan.

"Nah, kalau Smart City mau sukses di satu kota, kuncinya berikan jalan bagi infrastruktur telekomunikasi,” ungkap menteri yang akrab disapa Chief RA itu usai menghadiri diskusi 4G & Rich Content di Balai Kartini, Jakarta.

Diungkapkannya, saat ini masih banyak pemerintah daerah melihat infrastruktur telekomunikasi sebagai sumber pendapatan asli daerah.

β€œSekarang itu operator sudah gelar serat optik untuk mendukung kecepatan data, tetapi susah untuk masuk ke high rise buliding. Jadi, serat optik itu lewat saja, tak masuk gedung. Kalau begitu, bagaimana ada internet cepat,” katanya.

Diharapkannya, pemerintah di daerah mau mengeluarkan insentif bagi akses infrastruktur operator hingga ke tataran akses, begitu juga para pemilik properti.

β€œSekarang ini ada tren, kalau sudah ada satu operator masuk gedung tinggi, pemain lain tak boleh masuk. Padahal, kalau koneksinya putus kan rugi juga pengguna,” paparnya.

Wali Kota Ridwan Kamil

Walikota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik hadirnya layanan 4G LTE. Menurutnya, koneksi data mobile broadband ini hadir sebagai jawaban dari kebutuhan internet cepat masyarakat di kotanya.

"Streaming pertandingan Persib enggak pakai bapering (buffering,-red) lagi" ujarnya.

Menurut Ridwan saat ini kita memasuki era televisi masa depan, dimana menyaksikan semua tayangan video kebanyakan melalui internet. Selain itu jumlah netizen di Bandung merupakan jumlah paling banyak di Indonesia.

Tidak hanya beraktivitas di media sosial, tapi juga membuat konten kreatif. Karena itu, kata Ridwan, hadirnya layanan 4G akan memenuhi kebutuhan para warganya.

Lebih lanjut Ridwan mengatakan hadirnya jaringan 4G sangat membantu dirinya dalam penerapan Smart City di Kota Kembang. Bapak dua anak ini mengaku kerap melakukan video conference bersama para aparat Kota Bandung untuk melakukan kordinasi.

Selain itu, sebagai kota paling cerewet nomor enam di dunia, Ridwan membuat comment center di Balai Kota untuk memantau semua keluhan warganya. "Kalau koneksinya ngebut, mantau keluhan di media sosial jadi lebih cepat. Penanganannya pun lebih cepat juga," ujarnya.

Saat ini, kata Ridwan, pihaknya sedang menyiapkan program 'Panic Button' lewat aplikasi di smartphone. Warga tinggal memencet tiga kali jika dalam keadaan darurat. Seketika petugas keamanan yang berada di Command Center langsung menuju ke lokasi.

"Semua itu butuh koneksi yang cepat, 4G bisa jadi jawabannya," pungkas walikota gaul yang aktif di media sosial ini.

Wali Kota Tri Rismaharini

Bu Risma, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa Surabaya merupakan satu-satunya kota yang di dalamnya telah memiliki sepuluh layanan yang telah menggunakan sarana teknologi informasi.

"Dengan konsep smart city ini kita ingin mewujudkan layanan yang lebih cepat, mudah, dan transparan," ujar Risma saat ditemui detikINET di Surabaya akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, Surabaya saat ini telah memanfaatkan metode online untuk sistem administrasi kependudukannya. Sistem yang telah di-online-kan itu antara lain sistem administrasi perizinan, sistem monitoring area publik, penerimaan murid baru, Surat Izin Mengemudi (SIM), portal pariwisata, CCTV pemantau lalu lintas, serta Traffic Management Center.

Ke depannya, Risma ingin memanfaatkan TI untuk memantau angka kemiskinan, putus sekolah dan pengangguran.

"Kita sedang membangun track record pendidikan anak, dari TK, SD, hingga SMP-nya dimana, sampai dia kerja, ini bisa dipakai untuk memantau angka putus sekolah dan pengangguran," ujar Risma.

Selain itu, Surabaya menurut Risma juga akan meningkatkan sistem keamanan dengan menambah beberapa CCTV (closed circuit television) di tempat-tempat yang rawan terjadi kecelakaan.

"Tindak kriminal bisa ditangkap dengan kamera yang connect dengan Polsek dan Kecamatan, sehingga geraknya lebih cepat antisipasi kecelakaan dan kriminal," demikian kata Risma.

Lebih lanjut menurut Risma, hadirnya teknologi 4G LTE di Surabaya diharapkan juga bisa dimanfaatkan warga masyarakat Kota Pahlawan itu untuk menunjang produktivitas, bukan hanya kegiatan yang bersifat konsumerisme saja.

"Warga Surabaya juga bisa mengakses program-program untuk bisnis dengan teknologi yang lebih bagus lagi," tutupnya.

(rou/fyk)







Hide Ads