Hal ini diungkapkan Schmidt saat menghadiri peluncuran bukunya yang berujudul "How Google Works" di Silicon Valley. Ketika ditanya siapakah yang menjadi figur pahlawan baginya, dan mantan CEO Google itu menjawab, "Bagiku itu mudah. Steve Jobs."
"Kita semua hanya bisa berharap untuk menjadi bagian kecil dari Steve," tambah Schmidt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya bertemu saat Jobs diundang oleh tim dari Sun Microsystems, untuk mempelajari bahasa komputer baru bernama Objective-C, yang akan digunakan di NeXT computer.
Meski sempat mempertanyakan sejumlah aspek dalam presentasinya, namun Schmidt benar-benar kagum atas teknik persuasi yang dimiliki oleh Jobs.
Schmidt dan Jobs kemudian berteman selama bertahun-tahun, dan pada tahun 2006 Jobs mengundang Schmidt untuk bergabung ke dewan direksi Apple.
Google punya peran besar dalam iPhone pertama yang dibuat Apple pada tahun 2007. Saat itu, Google Search dan Maps adalah punya bagian yang besar dalam ekosistem iOS. Schmidt bahkan sempat muncul di atas panggung saat peluncuran iPhone tersebut.
Namun ketika Google meluncurkan Android di tahun yang sama, hubungan keduanya merenggang. Jobs bahkan sempat berkata pada Walter Isaacson -- penulis otobiografinya -- bahwa ia akan menghancurkan Android, karena itu adalah produk curian.
Pun begitu, kekaguman Eric Schmidt terhadap Steve Jobs tak pernah luntur. Pada tahun 2008, ia pernah menyebut Jobs sebagai CEO terbaik di dunia.
"Berteman dengan orang hebat sangat berharga, karena kemungkinan besar mereka akan mampu mengubah dunia," tutup Schmidt.
(asj/ash)